BUPATI DEMAK SEDIAKAN ANGGARAN 3 MILYAR ATASI ROB DI KECAMATAN BONANG

Jatengtime.com-Demak-Untuk mengatasi Rob di beberapa desa di Kecamatan Bonang, Bupati Demak Hj. dr. Eistianah, SE akan menyediakan anggaran Rp 3 milar.

Hal itu disampaikan Sekda Demak Akhmad Sugiharto, ST.MT dalam acara Dialog Publik dengan tema “ Problematika Rob dan Abrasi Dalam Upaya Penyelamatan Peradaban Demak ”, Sabtu (14/1/2023) di Gedung MWC NU Bonang, Demak.

Acara yang diprakarsai Ansor Bonang ini selain mengundang Sekda Demak, juga mengundang H. Zayyinu Fata, SE ( Wakil Ketua DPRD Demak ), Nur Wahid, SH,I ( Wakil Ketua DPRD Demak-tidak hadir ), Yoyok Jati Caraka ( Konsultan Tata Ruang-tidak hadir ) serta KH. Ubaidillah Shodaqoh ( Rois Syuriah PWNU Jateng ) sebagai “ Keynote Speakers ”, jajaran Forkopimcam dan tamu undangan.

Sugiharto juga menyampaikan pesan bupati bahwa masalah penanggulangan Rob yang terjadi di pesisir Demak tidak hanya tanggung jawab Pemkab, namun seyogyanya menjadi tanggung jawab semua pihak. Bupati berharap peran aktif seluruh masyarakat dalam menjaga lingkungan dan alam menjadi sebuah kebutuhan, seperti tidak membuang sampai di sungai, tidak menggunakan air tanah berlebihan serta tidak mendirikan bangunan dibantaran sungai.

“ Ibu bupati juga pesan bahwa masalah penanggulangan Rob yang terjadi di pesisir Demak tidak hanya tanggung jawab Pemkab, namun seyogyanya menjadi tanggung jawab semua pihak. Bupati berharap peran aktif seluruh masyarakat dalam menjaga lingkungan dan alam menjadi sebuah kebutuhan syukur-syukur menjadi gaya hidup. Menjaga lingkungan dan alam seperti tidak membuang sampai di sungai, tidak menggunakan air tanah berlebihan serta tidak mendirikan bangunan dibantaran sungai…” kata Sugiharto.

Pria yang sebelum menjabat sebagai Sekda Demak ini awalnya menjabat sebagai Kepala Dinas PUTARU dengan jam terbang puluhan tahun menekuni bidang tehnis pembangunan, sudah lama memikirkan dampak dan penanggulangan Rob.

Sugiharto bahkan sudah lama membuat metigasi Rob, dengan kegiatan antara lain dengan membentuk sebuah perkumpulan pecinta alam dengan fokus penanaman pohon bakau dihampir seluruh pesisir pantai Demak.

Metigasi Rob yang dinamai “ Jogo Kali Jogo Segoro ” ini juga berhasil memetakan berapa jumlah sungai yang melintasi Kabupaten Demak yang kondisinya sempit dan dangkal dikarenakan oleh apa dan siapa dan harus segera dinormalisasi.

“ Jogo Kali Jogo Segoro ” ini menepis anggapan sebagian pihak yang menyebut dimanakah pemerintah ketika rakyatnya mengalami bencana.

“ Oleh karena itu, salah satu upaya untuk menanggulangi Rob adalah bersahabat dengan air, beri ruang air untuk tetap mengalir sebagaimana fungsinya. Makanya opsi normalisasi sungai ditawarkan kepada masyarakat, terutama masyarakat yang berdampak langsung Rob…” ungkap Sugiharto.

Namun ternyata opsi normalisasi sungai Tuntang lama dilapangan tidak semua setuju. Ada sebagian warga yang beralasan bahwa tanah yang dibuat bangunan ( di bantaran sungai ) ada yang bersertifikat. Kemudian ada warga lain yang kurang setuju karena ketika sungai dinormalisasi maka air asin ketika terjadi rob akan menggenangi areal persawahan yang dimilinya.

“ Salah satu sungai yang secara teknis perlu dilakukan normalisasi adalah sungai Tuntang Lama, kondisinya sekarang menyempit atau tidak, dangkal atau tidak…? Jika kita bicara Problematika Rob dan Abrasi Dalam Upaya Penyelamatan Peradaban Demak, artinya kita bicara sejarah dahulu. Bagaimana Jaman kerajaan Demak dulu Sungai Tuntang menjadi sarana transportasi air utama, artinya Sungai Tuntang lebar dan dalam sehingga mampu dilewati perahu bahkan kapal besar. Sungai Jajar jaman Belanda dibuatkan bendung Driblle di bawah jembatan Kracaan sampai sekarang masih berfungsi untuk menahan air asin. Oleh karena itu dialog hari ini menurut saya sangat penting…” pungkasnya.

Sementara itu H. Zayyinu Fata, SE dalam sambutanya sangat mendukung upaya yang dilakukan Pemkab Demak yang serius menanggulangi Rob di wilayah kecamatan Bonang.

“ Sebagai wakil rakyat, saya sangat mendukung Pemkab Demak yang serius menangani Rob. Estimasi anggaran dari bupati sebesar tiga milyar saya rasa masih kurang. Untuk itu saya akan berusaha mengajak rekan-rekan anggota dewan untuk memikirkan anggaran tambahan seperti pergeseran anggaran dan lain-lain. Masalah Rob memang menjadi tanggung jawab bersama antara Pemkab, DPRD dan masyarakat…” kata Zayyin.

“ Saya sangat yakin bapak Sekda yang sudah sangat berpengalaman dibidang teknis akan mampu menyelesaikan masalah rob ini, tentunya dengan berbagai syarat seperti anggaran yang cukup dan kesadaran masyarakat akan pentingnya cinta alam dan lingkungan…” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.