BUPATI DEMAK BUKA TRADISI SYAWALAN, KEPALA WEDUS KENDIT DILARUNG KE LAUTAN

Jatengtime.com-Demak-Bupati Demak dr.Eistianah, SE, Rabu (17/4/2024) secara simbolis membuka tradisi Syawalan di Desa Bungo Kecamatan Wedung, kemudian disusul dengan acara sedekah laut dengan melarungkan kepala ‘Wedus Kendit’.

Eistianah menyampaikan rasa syukur karena mereka dapat kembali menggelar sedekah laut, sebuah tradisi turun temurun yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat terutama masyarakat pesisir.

“ Kegiatan ini bukan hanya sekadar ritual adat saja, namun sebagai ungkapan rasa syukur atas anugerah dari Allah SWT serta tanggung jawab kita sebagai manusia terhadap alam dan sesama…” kata Eisti.

“ Setiap gelombang laut yang menerpa kita sambut dengan do’a, setiap ikan yang kita tangkap adalah anugerah dari Allah SWT yang harus kita jaga dan nikmati dengan penuh rasa syukur…” ujarnya.

Bupati juga mengajak seluruh masyarakat yang hadir dalam acara Syawalan ini agar terus menjaga kelestarian laut, memelihara kebersihan laut, menjaga ekosistemnya, dan hindari praktik-praktik yang dapat merusak lingkungan

“ Di momentum yang penuh berkah ini, saya mengajak seluruh pihak menguatkan tekad untuk menjaga kelestarian laut, senantiasa memelihara kebersihan laut, menjaga ekosistemnya dan hindari praktik-praktik yang dapat merusak lingkungan…” ungkapnya.

Sementara, Kepala Desa Bungo Imam Wahyudi menyampaikan rangkaian acara syawalan tahun ini meliputi Manaqib, acara pembukaan syawalan, larungan sesaji, pentas seni serta selamatan bersama seluruh warga Desa Bungo.

Syawalan ini juga bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT akan hasil tangkapan laut yang diterima nelayan dan masyarakat Bungo selama setahun ini baik berupa ikan maupun kerang laut.

Ribuan warga Demak tampak riang gembira mengikuti acara yang diadakan setahun sekali tersebut. Pelarungan sesaji diberangkatkan dari dermaga kecil Desa Bungo menuju ke tengah laut dengan menggunakan perahu motor yang dinaiki panitia sesepuh desa, disusul perahu yang dinaiki perangkat desa dan banyak perahu lainya.

Dengan menempuh perjalanan lebih dari 60 menit menuju kelaut tempat lokasi larung saji (sekitar 3 KM), seluruh perahu mendapatkan pengawalan dari pihak Polairud dan TNI Angkatan Laut.

“ Prosesi sedekah laut kami melarung 1 kepala wedus kendit beserta sesaji lainya berupa jajan pasar, kelapa muda, bubur dan makanan khas Hari Raya Idul Fitri. Hanya kepalanya saja yang dilarung, sementara dagingnya di gunakan untuk acara slametan warga yang dilaksanakan malam ini…” kata Imam.

“ Kepala wedus kendit berikut sesaji yang lainya akan di taruh di miniatur perahu kecil yang terbuat dari batang pohon pisang untuk di larung…” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.