Jatengtime.com-Jakarta-Sebuah rekaman video amatir nampak Gubernur DKI Anies Baswedan memimpin rapat didampingi jajaran pejabat yang memakai masker, melakukan evaluasi atas kebijakannya saat konferensi pers di Balairung, Balai Kota Jakarta, Minggu (15/03) dengan cara memodifikasi menurunkan kapasitas pelayanan transportasi umum massal Transjakarta, Moda Raya Terpadu (MRT), dan Lintas Raya Terpadu (LRT) di Jakarta secara ekstrem.
( “Kita ingin menyampaikan pelayanan kendaraan umum di Jakarta akan mengalami perubahan, kita menurunkan secara ekstrem kapasitas pelayanan…” kata Anies).
Rekaman video yang diunggah netizen Layla Hanifa@laylaLegends di Twitter, pada Selasa (17/3/2020) pukul 04.19 WIB disertai keterangan :
“ Pengakuan @aniesbaswedan kekacauan transportasi bertujuan bikin panik warga Jakarta ini rekaman Senin 16 Maret siang hari sblum diperintahkan Pak @jokowi unt membatalkan pengurangan bus TransJakarta & MRT “.
Rekaman video tersebut berisi percakapan :
“ Tadi pagi kendaraan umum dibatasi secara ekstrim. Apa sih tujuannya..? Tujuannya untuk memberi pesan kejut kepada seluruh penduduk Jakarta bahwa kita berhadapan dengan kondisi ekstrim. Jadi ketika orang antri panjang baru sadar, oh iya Covid 19 itu bukan fenomena di di WA yang jauh di sana. Ini ada di depan mata kita. Kalau kita tak memberi pesan efek kejut maka penduduk yang di kota itu tenang-tenang saja “.
Kebijakan ekstrem yang menurut Anies bertujuan untuk memberikan warning atau semacam shock therapy dan memberi pesan soal bahaya Covid-19 tapi malah mengorbankan ribuan warga Jakarta yang mengantri lama dan mengular sampai di pinggir jalan dan trotoar untuk mendapatkan transportasi umum massal Transjakarta menjadi lelah dan kecapekan karena harus berdesakan dan berdempetan menunggu terlalu lama.
Kebijakan Anies dinilai banyak pihak sangat mengerikan dengan meresikokan ribuan nyawa jika sampai diantara ribuan warga yang mengantri tersebut ada yang membawa penyakit menular jenis apapun, maka ribuan warga Jakarta tersebut akan gampang/rentan tertular termasuk virus Corona.
Kebijakan Gubernur Anies yang lain dan dinilai ekstrem seperti :
– Penutupan tempat umum atau wisata.
– Peniadaan hari bebas kendaraan (Car Free Day).
– Pengubahan pola belajar.
– Meminta masyarakat untuk tinggal di rumah.
– Anjuran kepada warga DKI untuk tidak meninggalkan kota.
– Pencabutan sementara kebijakan ganjil genap.
– Jadwal kebarangkatan MRT yang semula tiap 5 menit dan 10 menit menjadi 20 menit. ——- Mengurangi rangkaian MRT yang beroperasi, dari 16 rangkaian menjadi hanya 4 rangkaian.
– Waktu operasional angkutan massal dibatasi dari pukul semula pukul 05-00 sampai pukul 24.00 WIB menjadi pukul 06.00 sampai pukul 18.00 WIB.
– Layanan LRT Jakarta mengalami perubahan jadwal keberangkatan yang semula tiap 10 menit menjadi 30 menit, dengan waktu operasional dibatasi dari pukul 05.30 sampai pukul 23.00 WIB diubah menjadi pukul 06.00 sampai pukul 18.00 WIB.
– Transjakarta yang awalnya melayani 248 rute dikurangi secara signifikan menjadi 13 rute dan keberangkatnya setiap 20 menit.
– Jam operasional Transjakarta mengalami perubahan, dari yang semula 24 jam menjadi hanya beroperasi mulai pukul 06.00-18.00 WIB.
– Pelayanan bus sekolah di tiadakan selama dua pekan ke depan dikarenakan bus sekolah dialihkan untuk kebutuhan masyarakat.
– Stasiun MRT dan halte Transjakarta terdapat pembatasan orang yang masuk dengan alasan untuk mengurangi potensi interaksi dan potensi penularan.