3 PENARI EROTIS GONCANG PANTAI KARTINI, DPRD JEPARA BERANG

Jatengtime.com-Jepara-3 penari erotis mengundang sahwat bikin ulah menari dengan tarian yang sangat tidak pantas dilakukan dimuka umum, di pantai Kartini, Sabtu (14/4/2018) dalam acara yang diadakan klub motor NMAX.

Acara yang bertepatan dengan peringatan Isro’ Mi’raj dan masih dalam suasana dinilai banyak pihak sangat memalukan dan harus diproses secara hukum gempar setelah beredar rekaman video amatir yang menayangkan 3 penari erotis dengan hanya menggunakan celana dalam dan bh.

Dalam rekaman tersebut terlihat anggota klup motor juga ikut terlarut dan interaktif dengan 3 penari erotis.

Tak tanggung-tanggung, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara mengecam keras aksi tarian erotis dan akan meminta pertanggung jawaban panitia acara secara hukum.

Ketua Komisi C DPRD Jepara, Sunarto dengan tegas mengecam tarian erotis dalam acara tersersebut.

“ Kami sangat kecewa dan malu dengan acara kumpul motor dipantai Kartini yang dikotori dengan acara tarian erotis. Hari itu adalah hari peringatan Isro’ Mi’raj dan masih dalam suasana HUT Jepara. Kami akan menuntut pertanggung jawaban panitia acara yang sangat mencoreng nama Jepara…” ungkap Sunarto.

“ Mereka akan kami undang untuk memberikan keterangan dan kami akan menyerahkan kasus yang mencoreng nama Jepara kepada pihak Polres…” imbuh Sunarto geram.

Terpisah Kapolres Jepara AKBP Yudianto Adhi Nugroho membenarkan telah terjadi acara tari erotis yang tidak pantas dilakukan dimuka umum dan dengan tegas menyatakan pelaku dapat dijerat dengan Undang-undang Pornografi dengan ancaman hukuman 2 tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara.

Sumber dari Polres Jepara, belasan panitia acara tersebut sudah dimintai keterangan dan dari pengakuan mereka…panitia tidak mencantumkan rundown DJ dan sexy dance.

Kasatreskrim Polres Jepara AKP Suharta juga menegaskan bahwa anggotanya sudah memperingatkan kepada pihak panitia agar tidak ada acara pornoaksi.

“ Anggota kami sudah memperingatkan kepada panitia agar dalam acara tersebut dilarang ada pornoaksi, namun ternyata mereka tidak mengindahkan larangan kami dan akirnya acara kami bubarkan serta seketika kami mencari penarinya untuk diamankan namun ternyata mereka sudah tidak ada di lokasi…” tegas Suharta.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.