PMI DEMAK, PANTANG PULANG SEBELUM PENGUNGSI KENYANG

Jatengtime.com-Demak-Semangat Pantang Pulang Sebelum Pengungsi Kenyang layak disematkan kepada PMI Kabupaten Demak terutama untuk unit kusus Dapur Umum.

Bencana banjir yang kembali melanda Desa Sayung, kalisari dan desa-desa sekitarnya di wilayah Kecamatan Sayung Kabupaten Demak akibat curah hujan yang tinggi, sendimentasi aliran alir dan sungai di tambah Rob membuat PMI Kabupaten Demak beserta Sibat ( Siap Siaga Bencana Berbasis Masyarakat ) bahu membahu membantu warga yang sedang mengalami bencana banjir.

Bantuan yang terlihat sepele namun ternyata sangat dibutuhkan pengungsi/ warga yang sedang terdampak bencana adalah soal makanan.

Dengan jumlah warga sekitar 6 ribu kk yang sedang terkena musibah akan mendapat bantuan makanan 2 kali sehari.

Untuk memenuhi kebutuhan makan yang berjumlah ribuan dan 2 kali sehari, Organisasi Kemanusiaan yang dikomadani dr Singgih Setyono beserta seluruh jajaran, Sibat dan seluruh relawan yang lain segera membuat Dapur Umum di markas PMI, Jl Bhayangkara Baru No 3 Demak.

Keputusan membuat dapur umum di markas PMI berdasarkan hasil evaluasi yang diadakan seluruh komponen PMI, Kamis (15/2/2018) pukul 20.00 WIB.

Evaluasi yang juga mengundang secara kusus Pemred jatengtime.com, Zuliadi Akhmad dengan maksut agar mengetahui situasi sebenarnya yang terjadi dengan kinerja seluruh komponen PMI Demak ketika terjadi bencana.

Dengan wajah yang jelas terlihat kelelahan setelah 2 hari berjibaku menolong warga yang terkena banjir bahkan dengan pakaian kas Demak, Sarungan satu persatu anggota relawan Sibat yang militan ini melaporkan secara komplit semua kegiatan yang telah mereka lakukan kepada Ketua PMI beserta seluruh pengurus.

Dengan bahasa polos Wong Ndeso, Wong Pesisir, Sibat dari desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung Kabupaten Demak melaporkan sekaligus memberikan saran kepada ketua PMI dan seluruh jajaran. Evaluasi penuh keakraban dengan suguhan kopi dan teh panas nampak jelas terjalin di tubuh PMI Demak.

Ketua PMI Demak beserta seluruh jajaran menerima seluruh masukan dan saran, dan mempersilahkan militan-militan kemanusiaan PMI ini untuk pulang kerumah masing-masing untuk beristirahat. ketua PMI beserta jajaran lantas melanjutkan kegiatan melihat langsung keadaan lokasi banjir.

Militan-militan kemanusiaan yang sebenarnya tidak suka di foto maupun di publikasikan serta tidak mengharap penghargaan, namun jerih payah mereka untuk memasak makanan tahun kemarin ( banjir tahun 2017 ) pernah dibuang di sungai oleh beberapa oknum pengungsi dengan alasan nasi bungkus hanya lauk telor dadar dan mie goreng, diam-diam tidak pulang semua seperti saran dari ketua PMI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.