DESA BANYUMENENG DEMAK MENGGELIAT, POTENSI ASLI DESA MULAI DI HIDUPKAN ( Bag-1 )

Jatengtime.Com-Demak-Pasca bencana banjir bandang yang telah menerjang Desa Banyumeneng, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak yang selama kurun waktu sekitar 2 bulan terjadi 4 kali serta setelah selesainya pengerjaan jalan beton yang menghubungkan Demak-Ungaran yang sangat didambakan warga ( walau masih tersisa sekitar 100 meteran yang belum dikerjakan ) membuat warga desa yang berada cukup jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Demak, namun berbatasan langsung dengan kabupaten Semarang ( ungaran ) mulai berbenah.

Dibawah pimpinan Kepala desa Muntoha yang dibantu tokoh pemuda Burhanudin ( tokoh kuliner walang goreng-buka http://www.jatengtime.com/2016/07/24/pks-promosikan-belalang-goreng-jadi-kuliner-kas-banyumeneng-demak.html ) serta tokoh masyarakat lain, Desa Banyumeneng mulai bergeliat menggali potensi asli desa yang patut dibanggakan sebagai sarana untuk memajukan perekonomian warga.

Gebrakan awal diadakan Pasar Tumpah yang rencananya diadakan pada satu malam dan minggu pagi bertempat di jembatan desa sampai dukuh Karang Kumpul dengan jumlah sementara 50 pedangang yang menjajakan kuliner kas Banyumeneng.

Acara geliat desa ini mulai diresmikan Kepala Desa Muntoha pada hari Minggu pagi (5/3/2017) dengan menampilkan budaya kuda Lumping (jaran kepang) kas Banyumeneng yang menceritakan perjuangan Mbah Hasan Muhibal ( Mbah Hadi/ Mbah Hasan Mukibat/ Mbah Giri/ Ki Ageng Giri ) dalam upaya membuka hutan Girikusumo untuk men-syiarkan agama Islam di sekitar gunung Ungaran dengan mendirikan Pondok Pesantren Girikusumo mendapat perlawanan dari mahluk halus penunggu Gunung Ungaran.

Berkat perjuangan Mbah Hadi, sampai kini pondok pesantren Girikusumo dan masjid yang terbuat dari kayu jati tersebut telah berusia sekitar 137 tahun. Menurut catatan prasasti yang terdapat di dinding bagian depan masjid, proses pembangunan masjid hanya membutuhkan dalam 4 jam, dimulai dari jam 9 malam dan selesai jam 1 pagi. Prasasti tersebut di tulis dengan menggunakan huruf Arab Pegon dengan bahasa jawa yang berbunyi :
“ Iki pengenget masjid dukuh Girikusumo, tahun ba hijriyah nabi Allallahu alaihi wasallam 1228 wulan rabiul akhir tanggal ping nembelas awit jam songo dalu, jam setunggal dalu rampung, yasane Kyai Muhammad Giri ugi saksekabehane wong ahli mukmin kang hadir taqobballahu ta’ala amin “ ( ini pengingat, masjid Girikusumo tahun 1228 hijriah Muhammad SAW, bulan Rabiul Akir tanggal 16. Mulai dikerjakan jam 9 malam sampai jam 1 pagi oleh Kyai Ageng Giri dan umat islam ).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.