5 AGENDA UTAMA DEMO BELA ISLAM III. POLRI WASPADA TERORIS

Jatengtime.com-Jakarta-Rencana demo/ unjuk rasa  mengatas namakan Aksi Bela Islam III yang akan di lakukan pada hari Jum’at (2/12/2016) di Jakarta telah mencapai kesepakatan bersama antara Polri dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) yang berupa 5 poin penting yaitu :

  1. Demo diadakan di lapangan Monas, jakarta

Telah di sepakati bersama antara Polri dan GNPF-MUI bahwa lokasi demo adalah di lapangan Monas, yang hanya akan diisi dengan kegiatan Dzikir dan shalat Jum’at.

Ketua Pembina GNPF-MUI dan juga FPI Rizieq Shihab setuju dan sepakat dengan alasan pengamanan dan keselamatan jiwa para peserta demo.

“ Ini jadi win-win solution. Ini baik untuk pengamanan dan keselamatan jiwa para peserta aksi…” kata Rizieq.

Kapolri Tito Karnavian menegaskan pihaknya melarang rencana GNPF-MUI untuk melakukan kegiatan shalat Jumat di Bundaran (HI) Hotel Indonesia dengan alasan mengganggu ketertiban umum.

Alasan pelarangan tersebut juga mempunyai tujuan untuk menghindari preseden buruk sekaligus mencegah konflik, Polri lantas mengusulkan kegiatan tersebut bisa menggunakan lapangan Monas yang diperkirakan dapat menampung sekitar 700.000 orang. Dan apabila ternyata jumlah peserta demo melampaui telah disiapkan tambahan tempat di Jalan Merdeka Selatan.

” Memaksa menutup jalan protokol adalah mengganggu ketertiban umum, kalau itu terjadi maka polisi berhak membubarkan. Hal ini akan menimbulkan situasi yang tidak kondusif. Bisa terjadi konflik.  Jika diizinkan, maka pekan-pekan berikutnya akan dijadikan alasan oleh siapa pun untuk menutup jalan-jalan protokoler setiap minggunya dengan alasan shalat Jumat…” tegas Tito.

  1. Demo selesai setelah shalat Jumat

Telah disepakati bahwa kegiatan demo di lapangan Monas akan di mulai pukul 08.00 WIB dan habib Rizieq juga mengatakan, unjuk rasa pada 2 Desember berupa zikir dan doa untuk keselamatan negeri serta ceramah dari para pemuka agama dan ulama, dan sebagai khatib dalam shalat Jum’at adalah Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin, dan acara akan selesai sekitar pukul 13.00 WIB.

Rizieq menambahkan GNPF-MUI akan bertanggung jawab atas pembubaran massa. teknis pelaksanaannya akan dilakukan Satgas GNPF-MUI yang akan berkoordinasi dengan Polri dan TNI.

“ Pimpinan GNPF akan membagi tugas untuk melepas mereka. Bagi yang pulang ke arah utara, selatan, timur, barat, akan ada pimpinan GNPF yang menyapa mereka dan menjelaskan agar mereka pulang dengan tertib ke daerah masing-masing…” ujar Rizieq.

  1. Polri akan mengamankan aksi apabila terjadi di luar tempat dan waktu yang telah ditentukan

Rizieq Shihab menegaskan jika terjadi ada gerakan di luar lokasi dan waktu yang disepakati bersama, maka itu bukan bagian dari Aksi Bela Islam III.

“Kami GNPF-MUI menegaskan apabila terjadi (kegiatan di luar kesepakatan) maka kami tidak bertanggung jawab, Polri berhak mengantisipasi dan mengatasinya…” kata Rizieq.

menghindari kerusuhan seperti yang terjadi pada demonstrasi 4 November, aksi 212 ditargetkan selesai seusai salat Jumat

  1. Polri tidak menghalangi warga luar Jakarta ikut unjuk rasa

Polri sepakat tidak akan menghalangi warga dari luar Jakarta untuk mengikuti unjuk rasa serta memperbolehkan perusahaan angkutan untuk mengangkut peserta demo.

“Saya meminta ke seluruh jajaran Kepolisian supaya para perusahaan pengangkutan dapat mengantarkan saudara-saudara kita…” kata Kapolri.

anggota kelompok yang berbaiat kepada ISIS, sebagian ikut serta dalam demonstrasi 4 November.

  1. Polri waspada upaya penyusupan kelompok teroris dalam aksi demo

Kapolri Tito Karnavian mengatakan terdapat sejumlah pihak yang disinyalir memanfaatkan isu dan pengumpulan massa ini untuk tujuan teror. Hal ini di kuatkan dalam sepekan sebelumnya polisi telah menangkap sejumlah orang terduga anggota kelompok yang berbaiat kepada ISIS.

Kewaspadaan Polri sangat beralasan seperti yang telah di sampaikan Kepala Div-Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar bahwa pada Sabtu (27/11/2016) Densus 88 telah menangkap sembilan anggota Khafilah Syuhada al-Hawariyun pimpinan Abu Nusaibah.

Di susul Minggu (28/11/2016), polisi telah berhasil menangkap dua orang terduga kasus terorisme anggota Jamaah Ansharut Daulad yang berencana mengebom markas Polisi, gedung DPR dan sejumlah kantor kedutaan besar negara asing. Di Jakarta.

“Kita telah telah menangkap 12 orang terduga teroris, sebagian dari mereka ikut dalam demo 4 november lalu…” kata Tito.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.