KORBAN PERKOSAAN DI PARIMO, PALU, TERPAKSA HARUS MENJALANI OPERASI ANGKAT RAHIM

Jatengtime.com-Jakarta- “ Bunga ” (15 tahun ) korban perkosaan yang dilakukan 11 orang di Parimo, Palu, Sulteng akirnya harus menjalani operasi angkat rahim.

Pendamping korban kekerasan terhadap anak, Salma Masri mengatakan akibat perbuatan bejat 11 pelaku, kondisi kesehatan bunga terganggu, bunga mengeluh sakit di bagian perut dan kemaluan.

Sehingga Bunga harus mendapatkan perawatan intensif di UGD Rumah sakit Palu. Berdasarkan pemeriksaan medis awal, Bunga saat ini mengalami gangguan reproduksi akut.

“ Iya ( kesehatan terganggu usai diperkosa ), pastinya iya karena kejadian ini kan setahun lalu kemudian pasca-kejadian itu anak ini kemudian mengalami gangguan reproduksi dan menurut dokter kejadian pemerkosaan oleh 11 orang itu memperparah gangguan reproduksi korban…” kata Salma.

Kemudian Bunga didiagnosa mengalami Insersi akut di rahim dan disebut terpaksa akan menjalani operasi angkat rahim.

“ Perkembangan terakhir, korban semalam kembali masuk UGD karena mengalami sakit di vagina dan perut, semalam dimasukkan lagi ke UGD. Korban saat ini mengalami insersi akut di rahim dan ada tumor. Dan ada kemungkinan rahim anak ini akan diangkat…” kata Salma.

Dirawat dan ditangani 3 dokter bedah.

Direktur RSUD Undata drg Herry Mulyadi menhatakan Bunga kini dirawat dan ditangani tiga dokter bedah di RSUD Undata di Kota Palu. Meski kondisinya baik, Bunga sering mengeluh sakit perut.

“ Jadi, ada tiga dokter yang terlibat, yaitu dokter bedah anak, bedah kebidanan, dan bedah digestif…” kata Herry.

Herry menuturkan, setelah melakukan konsultasi dengan tiga dokter yang terlibat, termasuk pembahasan mengenai risiko yang mungkin dialami pasien, Bunga terpaksa harus menjalani operasi pada rahimnya yang terinfeksi. Keputusan operasi mengangkat rahim juga telah disampaikan kepada keluarga Bunga.

Herry menambahkan, pihaknya telah menempatkan Bunga di ruang khusus guna menjaga privasinya.

Langkah ini diambil untuk melindungi Bunga yang sedang mengalami kasus traumatis. Kejadian yang dialami Bunga, menurut Herry tidak hanya berdampak pada kondisi fisiknya, tetapi juga memengaruhi psikologisnya.

“ RSUD Undata menangani kasus ini dengan serius. Kami mohon do;anya agar anak kita ini dapat pulih kembali. Kejadian ini merupakan situasi yang luar biasa…” umgkapnya.

Operasi mengangkat rahim saat ini belum dapat dilakukan karena berdasar hasil laboratorium kondisi Bunga. Para dokter khawatir muncul risiko yang lebih besar jika operasi dilakukan saat ini karena usia Bunga masih 16 tahun.

“ Operasi baru dapat dilakukan setelah kondisi pasien membaik…” pungkasnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.