KAPOLRI PERINTAHKAN PATWAL MILIKI RASA SENSITIF GUNAKAN SIRINE, LAMPU MERAH HARUS BERHENTI

Jatengtime.com-Jakarta-Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Rabu (22/3/2023) merespon keluhan warga terkait pengawalan polisi yang menggunakan sirine yang dinilai mengganggu. Kapolri meminta agar jajarannya memiliki rasa sensitif, apalagi meminta jalan saat macet.

Suara sirine dari Patroli Pengawalan ( Patwal ) menurut Kapolri sebaiknya diganti dengan cara yang lebih diterima masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Sigit lewat video yang diunggah di akun Instagram-nya @listyosigitprabowo.

Kapolri Sigit sempat menampilkan sejumlah judul berita yang memuat kritik terkait pengawalan terhadap rombongan moge, mobil mewah, hingga sepeda.

Sigit meminta anggotanya lebih selektif, bahkan jangan sampai memberi diskresi jika keperluannya tidak mendesak.

“ Kemudian juga penggunaan sirine, penggunaan strobo, tolong kita juga melihat sensitivitas pada saat jalan sedang padat, masyarakat juga sedang padat-padatnya…” kata Sigit.

“ Suara itu juga menjadi masalah. Sirine yang terlalu melengking dan model suaranya yang bising itu, juga mengganggu. Jadi mungkin gunakan suaranya yang lebih pas lah, misalkan dim kah, suara-suara yang membuat masyarakat bisa di satu sisi…oke nih ada kegiatan pengawalan…namun di sisi lain juga tidak terlalu mengusik…” ujarnya.

“ Hal-hal ini memang harus dilatih karena ini bicara sense of crisis…” ungkapnya.

https://www.instagram.com/reel/CqDG4bzK8C4/

“ Tolong yang begini-begini rekan-rekan lebih selektif. Dan kemudian apabila memang tidak terlalu mendesak, ikuti aturannya…” pintanya.

Saat lampu merah, Pengawalan harus berhenti.

“ Saatnya lampu merah berhenti, lampu hijau baru jalan. Kita kawal untuk ketertiban rombongan, bukan kemudian memberikan dia prioritas-prioritas boleh melanggar…” tegasnya…” tegasnya.

Sigit menambahkan prioritas harus diberikan terhadap kendaraan yang memang berhak. Salah satunya ambulans yang hendak mengantar pasien.

“ Kita mulai ajarkan hal-hal yang tertib. Sehingga kemudian ini tidak menimbulkan kecemburuan dan akhirnya masyarakat keberatan…” pungkasnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.