KEBAKARAN DEPO PLUMPANG, 18 MENINGGAL, 50 LUKA, 638 MENGUNGSI, IMBAS SYAHWAT POLITIK ABAIKAN BUFFER ZONE

Jatengtime.com-Jakarta-Kebakaran Depo BBM milik PT Pertamina ( Persero ) di Plumpang, Jakarta Utara, pada Jum’at (3/3/2923) pukul 20.11 WIB, menyisakan kesedihan bagi warga Jalan Tanah Merah Bawah, RT 12 RW 09 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Informasi terakir, Sabtu, 4 (4/3/2023) 18 warga meninggal dunia 16 dewasa dan 2 anak-anak ada yang utuh dan ada yang terbakar 100 persen, 50 luka-luka dan 638 warga mengungsi.

Jumlah korban luka 50 orang, yang terdiri dari 49 dewasa dan 1 anak-anak, kini dirawat di berbagai lokasi antara lain di RS Mulyasari, RS Tugu, hingga RS Pelabuhan.

Pantauan di lapangan, rumah-rumah dan toko milik warga berdiri langsung membelakangi dinding tinggi yang menjadi pembatas Depo, berjejer di sepanjang Jalan Tanah Merah Bawah.

Warga semestinya mengerti dan mematuhi Buffer Zone, jarak pemukiman minimal 100 meter dari depo BBM.

Buffer Zone harus tegas dibangun sebagai zona pembatas lokasi vital strategis nasional, untuk melindungi permukiman dan Depo BBM Pertamina, untuk memenuhi aspek keselamatan dan keamanan bersama.

Pantauan di lapangan, rumah-rumah dan toko milik warga yang terbakar dan hanya menyisakan puing-puing bangunan, berdiri langsung membelakangi dinding tinggi yang menjadi pembatas Depo, berjejer di sepanjang Jalan Tanah Merah Bawah.

Warga semestinya mengerti dan mematuhi Buffer Zone, jarak pemukiman minimal 100 meter dari depo BBM.

Buffer Zone harus tegas dibangun sebagai zona pembatas lokasi vital strategis nasional, untuk melindungi permukiman dan Depo BBM Pertamina, untuk memenuhi aspek keselamatan dan keamanan bersama.

Pengamat BUMN Toto Pranoto menyarankan Kementerian BUMN memastikan keamanan aset-aset vital perusahaan BUMN termasuk Depo Pertamina Plumpang yang berdekatan dengan lokasi permukiman warga.

Toto menjelaskan dulu, saat Depo Plumpang dibangun, lokasinya relatif masih steril dan tidak berdekatan dengan permukiman warga.

Namun ” koordinasi yang kurang baik dalam pengelolaan tata ruang dengan pemerintah daerah saat itu ”  menyebabkan makin bertumpuknya permukiman warga dan makin mendekati depo BBM yang memang berbahaya.

Sebuah artikel yang diturunkan detik.com (https://news.detik.com/berita/d-3311533/anies-teken-kontrak-politik-dengan-warga-tanah-merah-jakarta-utara) mengupas sebuah kontrak politik demi kemenangan Anies Baswedan melawan Basuki Tjahaya Purnama ( Ahok ) disebut-sebut menjadi salah satu biang bencana Plumpang.

Kontrak politik yang dilakukan Anies Baswedan demi syahwat politiknya menang Pilkada DKI dengan janji tertulis akan melegalisasi tanah warga yang berada di Buffer Zone di area milik PT Pertamina Persero.

Padahal seharusnya Buffer Zone adalah sebuah zona yang berbahaya dan benar-benar steril jauh dari pemukiman warga, namun yang terjadi warga malah mendirikan pemukiman langsung berdekatan dengan tembok pembatas Depo BBM Plumpang.

Dan oleh karena termasuk dalam Buffer Zone kawasan depo BBM yang mudah terbakar, seharusnya kawasan Plumpang Tanah Merah tidak boleh ditinggali karena dapat membahayakan keselamatan warga.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono langsung menggelar rapat darurat dengan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran.

Heru memastikan perawatan untuk semua korban sudah dilakukan di semua RS yang sekarang menangani korban, namun Pemerintah Daerah belum bisa mengevakuasi rumah yang terbakar karena saat ini masih dalam proses pendinginan.

Kapolda Fadil Imran menyatakan tim Puslabfor di RS Polri Kramat Jati masih bekerja untuk mengidentifikasi korban agar bisa dikembalikan ke keluarga masing-masing. Untuk itu Polisi memerlukan data Antemortem dan postmortem dari korban karena kondisi korban ada yang utuh dan ada yang luka bakar 100 persen.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.