Jatengtime.com-Jakarta-Politisi Partai Gerindra yang juga menjabat Waketum, Arief Poyuono menduga upaya getol Gubernur Anies Baswedan memanfaatkan “ Pandemi Korona “ dengan memberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) total Jakarta bertujuan untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.
Dugaan Arief tersebut muncul dalam video bertajuk “ Anies Harus Dipecat “ yang diunggah akun Agama Akal TV, Sabtu, 12 September 2020.
“ Saya curiga jangan-jangan PSBB ditetapkan untuk gulingin Jokowi…” kata Arief.
Dikutip Ringtimes Bali dari laman RRI 12 September 2020, Arief bahkan menduga ada menteri yang secara diam-diam ingin merebut kekuasaan Presiden Jokowi jika sekenario PSBB dilakukan dan terjadi krisis ekonomi dan krisis politik.
“ Malah ada menteri yang mau berkhianat. Mau berkhianat mau mencari kesempatan kalau-kalau terjadi krisis ekonomi, krisis politik, dia bisa ambil alih kekuasaan…” duganya.
Namun Arief enggan mengungkapkan identitas dari menteri yang dimaksudnya.
“ Tebak sendirilah, kira-kira menteri mana yang kuat, yang bisa mengambil alih kekuasaan…” terangnya.
“ Jadi ini ada benang merahnya antara PSBB total dengan menteri yang ada di Jokowi lho. Ini kita harus kasih tahu ke Jokowi. Makanya kita empeach (makzulkan-red) juga kan. Wong Seoharto aja kita bisa empeach apalagi gubernur. Tapi percayalah kalau ada yang be berbahaya karena dapat menyebabkan ketakutan yang luas di tengah masyarakat…” ungkapnya.
Tokoh Gerindra ini menilai saat ini masyarakat justru sedang mencoba bangkit kembali melakukan pemulihan ekonomi dalam bidang esensial yang diizinkan beroperasi namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang ketat.
Pemulihan ekonomi di situasi Covid-19 sekarang ini tetap mengedepankan alasan kesehatan menjadi prioritas utama.
Terpisah, juru Bicara Kepresidenan, Fadjroel Rachman mengungkapkan, Presiden Jokowi ketika bertemu dengan para pimpinan media belum lama ini, justru malah menilai bahwa pembatasan sosial skala mikro di tingkat komunitas, RT, RW lebih efektif untuk meminimalisir penyebaran Covid-19.
