BAHAYA BERJEMUR ANTARA PUKUL 10.00-14.00 WIB UNTUK TANGKAL COVID-19

Jatengtime.com-Jakarta-Himbauan agar berjemur diri dengan sinar matahari antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh guna melawan covid-19 makin marak dilakukan.

Namun demikian justru rentan waktu berjemur tersebut dipertanyakan oleh dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung, Dr. Yuli Setyo Indartono.

Dr. Yuli Setyo Indartono yang menekuni bidang energi terbarukan, khususnya energi matahari justru menegaskan bahwa waktu berjemur tersebut berbahaya bagi manusia yang hidup atau berada di Indonesia.

Menurut Dr. Yuli, Radiasi ultraviolet (UV) dalam sinar matahari terbagi dalam tiga jenis, yaitu UV A, UV B, dan UV C.

Berdasarkan panjang gelombangnya, UV C yang panjang gelombangnya paling pendek memiliki tingkat energi tertinggi sehingga paling berbahaya.

UV A yang tingkat energinya paling rendah pun masih membawa risiko kesehatan bagi manusia.

Terkait dengan intensitas sinar matahari yang jatuh di posisi lintang, lapisan ozon yang melindungi bumi dari radiasi ultraviolet tidak merata tebalnya, lapisan ozon relatif tipis ada di atas khatulistiwa. Oleh karena itu, intensitas radiasi UV relatif tinggi juga ada di daerah khatulistiwa.

Pada sisi lain, ketika ketinggian matahari rendah, yaitu di pagi dan sore hari, intensitas radiasi yang sampai ke permukaan bumi juga lebih rendah. Penyebabnya adalah sinar matahari harus melewati lintasan di atmosfer yang lebih panjang. Intensitas radiasi paling tinggi tercapai ketika matahari berada di titik puncaknya, yaitu tengah hari.

Dapat disimpulkan bahwa intensitas radiasi UV diukur dengan indeks UV yang dimulai dari 0, 1, 2, dan seterusnya, makin besar indeks UV makin tinggi pula intensitasnya paling tinggi adalah saat tengah hari di khatulistiwa.

Sinar UV (Ultra Violet) adalah radiasi gelombang yang berasal dari matahari. Sinar ini tidak bisa dilihat oleh mata manusia.

Tidak semua sinar ultraviolet yang berasal dari matahari bisa mencapai permukaan bumi. Lapisan ozon berhasil mencegah sinar ultraviolet tertentu untuk mencapai bumi.

Radiasi sinar ultraviolet yang berasal dari matahari memiliki tiga jenis sinar radiasi yang dibagi berdasarkan panjang gelombang.

Semakin pendek gelombangnya, semakin berbahaya. Sinar UV dibagi tiga :
Sinar UV A, memiliki panjang gelombang 315-400 nm dan memiliki panjang gelombang yang paling panjang diantara sinar UV lainnya. 95% pancarannya mencapai bumi.
Sinar UV A dianggap sebagai sinar ultraviolet yang paling kuat dan mampu menembus awan serta kaca dan btetap ada di saat cuaca mendung ataupun hujan.
Sinar UV A juga dapat menyerap lebih dalam hingga ke lapisan Dermis (lapisan kulit kedua setelah epidermis yang berfungsi sebagai pelindung dalam tubuh).

Sinar UV B, memiliki panjang gelombang 280-315 nm.
Sinar UVB dapat terserap oleh awan dan tidak dapat menembus kaca, namun paparannya hanya dapat menjangkau lapisan epidermis kulit.
UVB dapat menyebabkan kulit memerah, perih, dan terbakar.

Sinar UV C, memiliki panjang gelombang yang paling pendek yaitu 180-280 nm.
Sinar UV C merupakan sinar ultraviolet yang paling berbahaya bagi kulit, tidak bisa menembus lapisan ozon, sehingga sinar ini tidak bisa mencapai permukaan bumi.

Sinar UV mempunyai manfaat bagi Kesehatan.

– Meningkatkan produksi vitamin D.
Paparan sinar ultraviolet dibutuhkan untuk merangsang produksi vitamin D di dalam tubuh. Vitamin D diperlukan untuk meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor di usus, sehingga dapat memperkuat tulang, gigi, serta otot, dapat membantu mencegah beragam penyakit, seperti rakitis, osteoporosis, hipertensi, diabetes tipe 1 dan 2, serta multiple sclerosis.

-Meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Sinar ultraviolet dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Saat terpapar sinar uv, tubuh akan menghasilkan lebih banyak sel darah putih yang memegang peranan penting dalam melawan berbagai penyebab infeksi serta berfungsi sebagai perlindungan tubuh.

-Memperbaiki kualitas tidur

Paparan sinar matahari yang mengandung UV dapat merangsang produksi hormon Melatonin yang berperan mengatur siklus tidur di dalam tubuh. Jika kadar melatonin di dalam darah rendah, siklus tidur akan terganggu.

-Mengobati penyakit kulit

Paparan sinar ultraviolet diyakini bermanfaat untuk membantu mengatasi berbagai penyakit kulit, mulai dari jerawat, eksim, hingga psoriasis.

-Mencegah depresi.

Kurangnya paparan sinar matahari berakibat pada menurunnya kadar hormon Serotonin di dalam tubuh, sehingga lebih mudah terjadi depresi.

-Mengurangi risiko kanker.

Paparan sinar ultraviolet justru bisa mencegah berbagai penyakit kanker, seperti kanker prostat, kanker pankreas, kanker ovarium, kanker usus besar, dan kanker getah bening (limfoma Hodgkin).
Namun paparan sinar ultraviolet secara berlebihan justru bisa memicu kanker kulit.

Bahaya Sinar UV Bagi Kesehatan.

Sinar ultraviolet juga berbahaya pada kesehatan terutama jika terpapar sinar UV secara berlebihan.

Kulit terbakar

Paparan sinar ultraviolet berlebih bisa menyebabkan kulit mengalami kondisi Sunburn atau terbakar, karena sengatan matahari secara langsung dalam waktu yang lama.
Kulit akan menunjukkan tanda-tanda terbakar setelah empat hingga lima jam setelah tepapar sinar matahari.
Kulit akan mengalami berbagai gejala seperti kulit kemerahan, nyeri, pembengkakan, melepuh, dan berkerak.

Memunculkan tanda-tanda penuaan

Paparan sinar matahari membuat kulit mengalami berbagai perubahan dari mulai warna hingga teksturnya, dapat merusak Elastin (serat-serat di kulit).
Ketika serat ini rusak maka kulit akan mengendur dan meregang, kulit mengalami bintik putih dan juga gelap, kulit yang lebih kasar dan juga kering.
Saat terlalu kering, kulit akan mudah keriput sehingga terlihat lebih tua dari usia sebenarnya.

Meningkatkan risiko kanker kulit.

Sinar UV B selain menyebabkan kulit terbakar juga dapat merusak DNA dan menekan sistem kekebalan kulit.
Sementara sinar UV A dapat menembus dan merusak membran sel kulit serta DNA di dalamnya.
Kerusakan yang bertahun-tahun dan pertambahan usia meningkatkan risiko terkena kanker kulit seperti karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma ganas.

Merusak mata

Terlalu lama menatap matahari dengan mata telanjang bisa menyebabkan penyakit katarak yang bisa berakhir dengan kebutaan.
Menatap terlalu lama sinar ultraviolet tanpa menggunakan pelindung mata dapat membakar mata layaknya kulit yang terbakar. Mata yang menatap langsung matahari juga dapat melukai retina.
Area dibelakang mata yang bertanggung jawab terhadap penglihatan akan rusak secara permanen.
Ancaman radiasi sinar ultraviolet yang lain terhadap mata adalah kanker kulit yang menyerang kelopak dan daerah sekitar mata.

Mengubah warna rambut

Pancaran sinar matahari siang tanpa pelindung kepala menyebabkan rambut rusak. Selain kusam dan kasar, ultraviolet pada sinar matahari siang juga dapat menyebabkan pigmen rambut berubah warna menjadi merah.

Badan kesehatan dunia, WHO juga mengeluarkan rekomendasi yang keras:
The Sun’s UV rays are strongest between 10 a.m. and 2 p.m. same as 2 hours each side of the solar noon. Limit exposure to the Sun during these hours “. (Sinar UV Matahari paling kuat antara pukul 10 pagi dan 2 siang sama dengan 2 jam setiap sisi siang hari. Batasi paparan sinar matahari selama jam-jam ini).