SETELAH KONTAK SENJATA, 2 WNI YANG DICULIK ABU SAYYAF BERHASIL DIBEBASKAN, 1 MASIH DIUPAYAKAN

Berita Terkini153 Dilihat

Jatengtime.com-Jakarta-Setelah melalui kontak senjata, tiga WNI yang diculik kelompok teroris Abu Sayyaf yang diidentifikasi bernama Samiun Maneu (27), Maharuydin Lunani (48), dan Muhammad Farhan (27), dua WNI yang disandera berhasil dibebaskan, satu WNI lainnya masih diupayakan pembebasanya.

Dua WNI yang berhasil dibebaskan adalah Maharuydin Lunani dan anaknya, Muhammad Farhan. Sementara Samiun Maneu masih diupayakan pembebasanya.

Ke tiga nelayan WNI tersebut dikabarkan telah diculik oleh sekelompok pria bersenjata dari kapal mereka di perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah, Malaysia pada bulan September lalu. Ketiganya kemudian dibawa ke gugusan Kepulauan Tawi-Tawi, Filipina bagian selatan dan kemudian ke Jolo, yang sebut-sebut merupakan markas Abu Sayyaf.

Langkah diplomasi dilakukan untuk membebaskan 3 WNI, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menghubungi Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk meminta bantuan pembebasan tiga sandera. Kemudian dilanjutkan pembicaraan Menlu RI Retno Marsudi dan Menhan Filipina.

Menlu Retno Marsudi saat Hotel JS Luwansa, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (27/11/2019) menegaskan saat KTT ASEAN-RoK beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi sudah meminta bantuan langsung kepada Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Retno juga menyampaikan hal yang sama kepada Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana.

“ Kita mengingatkan kembali masih ada 3 WNI yang menjadi korban penculikan dan kita memohon, meminta bantuan otoritas Filipina untuk dapat mengintensifkan upaya membebaskan 3 WNI dengan selamat dan ini direspons dengan baik oleh mereka…” ungkap Retno.

Hasil diplomasi Indonesia-Filipina kemudian ditindaklanjuti dengan koordinasi di bawah Kementerian Polhukam.

Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/12/2019) menyatakan berkat komunikasi intensif antara intelijen Indonesia dan militer Filipina, lokasi penyandera diketahui. Terjadi kontak senjata pagi tadi, seorang prajurit Filipina dinyatakan gugur dalam operasi ini.

“ Setelah 90 hari dalam penyanderaan, melalui kerjasama erat Indonesia dan Filipina, 2 WNI berhasil dibebaskan dari penyanderaan pada tanggal 22 Des 2019. Satu WNI masih terus diupayakan pembebasannya. Maharuydin Lunani dan anaknya, Muhammad Farhan akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan selanjutnya akan segera direpatriasi ke Indonesia…” ungkapnya.

Informasi yang dilansir media Malaysia, The Star, Jumat (22/11/2019), Abu Sayyaf meminta uang tebusan sebesar 30 juta Peso atau senilai Rp 8,3 miliar untuk pembebasan para sandera kepada Pemerintah Indonesia.

Permintaan tebusan itu disampaikan kelompok teroris ini dalam rekaman video, Sabtu (16/11/2019) dengan menampilkan ketiga WNI, yang dirilis via Facebook.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.