Jatengtime.com-Jakarta-Ucapan tak beradab dan tidak sopan dilontarkan Abdullah Hehamuha, mantan penasihat KPK yang kini aktif mengikuti aksi kawal MK dengan menyebut Prabowo disamakan dengan pelacur di kawasan Patung Kuda (Arjuna Wijaya), Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (27/6/2019).
Abdullah Hehamuha yang merupakan koordinator aksi Gerakan Kedaulatan Rakyat (GKR), menilai rekonsiliasi antara Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto sebagai hal yang baik.
Namun apabila Prabowo mengakui kemenangan Jokowi hanya demi mendapatkan kursi jabatan, itu pelacur namanya.
“ Kalau rekonsiliasi dalam pengertian negara aman dan damai sah-sah saja, Tapi kalau rekonsiliasi Prabowo-Sandi mengakui kemenangan Jokowi sehingga kemudian mendapatkan beberapa kursi, itu namanya pelacur…” kata Abdullah.
Sebagaimana diketahui, isu dorongan rekonsiliasi Jokowi-Prabowo sudah menguat yang membuat tokoh nasional dan mantan penasehat KPK sekelas Abdullah Hehamuha tidak bisa menjaga lidahnya awalnya diharapkan banyak dapat mengakhiri ketegangan kedua kubu pendukung calon presiden.
Isu yang awalnya diembuskan oleh politikus PAN Prabowo, Faldo Maldini dalam videonya, Minggu (23/6/2019) terkait pelaksanaan rekonsiliasi dikatakan oleh kedua pihak masih terus diusahakan. Seiring bergulirnya isu rekonsiliasi, menggelinding pula isu kemungkinan Prabowo bergabung ke Jokowi.
Faldo menyebut kemungkinan realistis pilihan bagi parpol ( Gerindra ) yang 12% gabung bersama Jokowi itu buruk. Atau dengan kata lain berada dalam lingkaran kekuasaan tentu adalah lebih baik.
Faldo juga mengandaikan hal sebaliknya bisa saja mungkin terjadi. Menurut Faldo, jika Prabowo dinyatakan MK menang pilpres, Jokowi bisa saja bergabung dengan pemerintahan Prabowo.
“ Balik lagi kalau misal Pak Prabowo Subianto memilih gabung dengan Pak Jokowi kalau misal Pak Jokowi terpilih. Atau entah siapa pun yang menang. Misal Pak Jokowi gabung ke Pak Prabowo. Pak Prabowo jadi wantimpres atau Pak Jokowi jadi penasihat presiden, Kiai Ma’ruf jadi menteri atau penasihat presiden, Bang Sandi jadi menteri mungkin saja…” kata Faldo.