GEMPA ACEH SETARA 6 KALI BOM ATOM HIROSHIMA JEPANG

Jatengtime.com-Jakarta-Gempa bumi yang mengguncang Aceh, Rabu kemarin (7/8/2016) terletak pada 5,25 Lintang Utara (LU) dan 96,24 Bujur Timur (BT),pada kedalaman 15 km pada jarak 106 kilometer arah tenggara Kota Banda Aceh. Gempa kali berasal dari sesar mendatar dan tidak berpotensi Tsunami berkekuatan 6,5 Skala Richter di sebut kekuatanya setara dengan 6 kali bom atom Hiroshima.

Informasi sementara yang didapat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),tercatat 94 orang tewas, satu orang hilang, 128 orang luka berat, 489 orang luka ringan dan ratusan bangunan rusak.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan walau Cuma berkekuatan 6,5 SR, gempa  sesar mendatar Samalanga-Sipopok Fault berada di jalur sesar yang mengarah ke barat daya-timur laut memberikan dampak kerusakan yang sama parahnya dengan sesar yang bergerak naik-turun karena kedalamanya cukup dangkal.

Bahkan Manajer Teknik Uji Numerik Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai BPPT Widjo Kongko memberikan keterangan bahwa gempa bumi di Aceh kali ini setara dengan enam kali kekuatan bom Hiroshimo, di Jepang pada perang dunia ke II.
“Lokasi pusat gempa dangkal berada di dekat bibir pantai walau secara magnitude tidak sampai menyebabkan tsunami, namun kekuatan daya rusaknya setara 4 hingga 6 kali bom Hiroshima di jepang, hingga wajar bila ratusan bangunan rusak…” terang Widjo.

Wirjo menambahkan Gempa di Aceh kali ini bisa di jadikan test case serta layak untuk di jadikan peringatan kesiapan early warning system dan sistem manajemen bencana yang sudah ada. Bukan gempa yang menjadi pembunuh korban, melainkan korban terbunuh akibat tertimpa bangunan atau lainnya.

Wirjo juga memperingatkan agar semua pihak marus segera membuat dan mematuhi peta detail mikrozonasi daerah vital yang berpotensi terjadinya gempa sesuai dengan hasil rekomendasi peneliti dan ahli agar tidak di jadikan kawasan pemukiman, dan daerah industri.

“Mulai sekarang kita harus sigap. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat harus segera membuat standar mutu bangunan tahan gempa harus ada. Buat audit soal manajemen dan mitigasi bencana….” imbuh Wirjo

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho di tempat terpisah mengatakan gempa Aceh ini agar bisa di jadikan permasalahan bersama yang harus dijadikan perioritas utama terkait sikap abai terhadap aspek risiko bencana. Jangan sampai kemudian terjadi kegaduhan ketika bencana melanda.

Berdasarkan data seismic hazard, daerah Pidie Jaya, Aceh, diketahui berada di sesar aktif yang justru kini kemudian menjadi zona daeah pemukiman dan industri yang berkembang pesat.

“kita semua menyayangkan sosialisasi terhadap zona merah rawan bencana, penataan ruang dan peta rawan bencana serta regulasinya sudah sudah banyak tapi implementasi tidak dilakukan.jangan malah dibuka perijinan di sana. Tapi kalau sudah terlanjur berdiri kawasn pemukiman, ya buat lah bangunan yang ramah bencana…”kata Sutopo sedih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.