Kadiv Humas Mabes Polri Korban ledakan di Sarinah 7 tewas, 5 adalah pelaku

 

 

ledakan-sarinah_20160114_120126

 

 

Informasi resmi dari pihak Divhumas Polri terkini dari Mabes Polri, Kamis (14/1/2016) pukul 17.00 WIB di laporkan tujuh korban meninggal, lima orang adalah pelaku serangan sedangkan dua orang adalah warga sipil. Satu dari warga sipil yang menjadi korban adalah WNA Belanda yang di perkirakan di eksekusi pelaku teror.

“Pelaku teror Sarinah berhasil dilumpuhkan setelah terjadi aksi tembak-menembak dan mereka meninggal di tempat. Dari lima pelaku yang meninggal tiga orang tewas di kawasan sekitar Starbucks sedangkan dua orang lain tewas akibat bom bunuh diri di pos Polisi Sarinah.Polisi juga menemukan kartu-kartu identitas  meski mereka masih mendalami apakah identitas tersebut benar….” ungkap Kadiv Humas Mabes Polri Anton Charliyan

“Tapi siapa tahu KTP milik orang lain. Sementara ini Polisi masih mendalami dan menganalisa rekaman CCTV. Dugaan kuat serangan Sarinah adalah  pekerjaan dari kelompok ISIS karena sebelumnya sudah ada peringatan kira-kira 2-3 bulan lalu setelah teror di Prancis. Dikatakan oleh salah satu petinggi di Suriah bahwa akan ada ‘konser’ ISIS di Indonesia dan Indonesia akan jadi sorotan internasional….” tambah Anton.

pos polisi di depan Sarinah yang menjadi sasaran serangan.

Anton mengakui ada perkembangan data terakir jumlah korban, pertama Anton melaporkan ada enam korban tewas, kini meningkat menjadi 17 korban baik yang tewas atau luka-luka dan sekarang jumlah total korban mencapai 26 orang.

Pernyataan ini juga merupakan koreksi dari pernyataan sebelumnya, yang menyebutkan ada tiga anggota Polisi yang gugur dalam peristiwa teror Sarinah. Terkait WNA Belanda yang menjadi korban tewas, kemungkinan saat itu salah satu pelaku sedang menyandera korban di depan Starbucks, di tempat parkir dekat jalan. WNA Belanda dieksekusi pelaku tapi WNA Aljazair berhasil menyelamatkan diri,’ ujar Anton.

Menanggapi foto-foto yang cepat beredar di masyarakat dan jejaring sosial dan juga di media masa, Anton menegaskan “Selain hal-hal yang diumumkan oleh kami pihak Polri, silakan saja, namun kami himbau tidak usah terpengaruh. Tidak mungkin kami membeberkan barang bukti sebelum masalah ini jelas. Mungkin mereka yang bisa memfoto di TKP, mencuri-curi, yang jelas dari Polri tidak menyiarkan baik foto pelaku maupun barang bukti…..”  ( jt-jakarta )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.