REKA ULANG PEMBUNUHAN BERIGADIR J, TIDAK DITEMUKAN ADEGAN PERSELINGKUHAN

Jatengtime.com-Rekonstruksi untuk melengkapi BAP pembunuhan berencana Brigadir J ( Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat ) dengan 5 pelaku yaitu : Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E ( Richard Eliezer ), Bripka RR ( Ricky Rizal ) dan Kuwat Ma’ruf makin menjadi bahan perdebatan banyak pihak.

Rekontruksi yang berlangsung selama 7,5 jam mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 17.30 WIB dengan 78 adegan dengan lokasi di tiga tempat yaitu dua tempat kejadian perkara ( TKP ) asli dan satu TKP tiruan seakan di rumah Sambo di Magelang, Jawa Tengah terus menjadi bola liar karena ada isu “ Perselingkuhan ” antara istri sambo dengan Brigadir J atau dengan Kuat Ma’ruf .

Rekontruksi 78 reka adegan tersebut meliputi :
– TKP di sebuah aula menjadi lokasi penggantian peristiwa di rumah Ferdy Sambo, Magelang, Jawa Tengah dengan menampilkan 16 adegan, untuk kejadian perkara pada tanggal 4, 7, dan 8 Juli 2022.
– TKP di rumah pribadi Ferdy Sambo di Saguling ada 35 adegan untuk kejadian perkara tanggal 8, proses perencanaan Ferdy Sambo untuk merancang skema pembunuhan berencana.
– TKP di kompleks Perumahan Polri Duren Tiga ada 27 adegan untuk kejadian titik tempat eksekusi penembakan terhadap Brigadir J.

Namun hingga rekonstruksi pembunuhan Brigadir J selesai, tidak tampak atau memperlihatkan adanya adegan dugaan pelecehan seksual Brigadir ke istri Ferdy Sambo.

“ Adegan pelecehan seksual ” dinanti banyak pihak karena sampai saat ini Putri Candrawathi bersikukuh bahwa “ Brigadir J telah melakukan dugaan pelecehan seksual terhadapnya ”.

Ferdy Sambo juga menyebut menembak Brigadir J karena emosi yang tidak bisa terbentung karena “ Brigadir J telah melukai harkat dan martabat keluarganya ”.

Penyidik Bareskrim Polri memulai tahapan demi tahapan untuk merangkai potongan-potongan cerita ( pengakuan ) dari para tersangka. Dalam reka adegan tersebut juga diperlihatkan masing-masing aktivitas dari para tersangka sebelum kematian Brigadir J.

Salah satu reka adegan diduga seolah-olah tengah berada dalam sebuah kamar, ditampilkan adanya Brigadir J yang duduk di lantai sementara Putri Candrawathi dalam posisi tiduran di kasur. Adegan 14 tampak Putri Candrawathi tengah melakukan panggilan telepon dalam posisi tiduran.

Rekonstruksi di lokasi ketiga ( Rumah dinas Polri ) menggambarkan peristiwa 8 Juli 2022 ketika Brigadir J ditembak hingga akhirnya meninggal dunia.

Dalam reka adegan, Ferdy Sambo tampak melakukan komunikasi dengan Bharada E di ruang tengah. Kemudian reka adegan berpindah ke kebun dekat dengan garasi rumah dinas. Sementara di ruang tengah sudah berada Bharada E yang siap menghabisi nyawa Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo.

Brigadir J ada di ruangan tersebut dengan posisi tubuh yang merendah dan tangan memohon meminta agar dirinya tidak dibunuh oleh Bharada E yang mengacungkan senjata ke arahnya.

Kemudian reka ulang selanjutnya saat menodongkan senjata ( Bharada E digantikan oleh peran pengganti ) ke Brigadir J, Ferdy Sambo tampak berada di sampingnya ( seperti ) memberi arahan untuk menembak.

Detik-detik Brigadir J Mohon Ampun Agar tidak ditembak.

Terlihat dalam reka adegan detik-detik Brigadir J dieksekusi di ruang tengah tepatnya di dekat meja makan dan tangga menuju lantai dua.

Sebelum kejadian penembakan terjadi, sejumlah adegan telah memperlihatkan adanya arahan ( perintah ) yang disampaikan oleh Irjen Ferdy Sambo kepada Bharada E di kebun dekat dengan garasi rumah.

Saat arahan itu berlangsung, terlihat Brigadir J yang sedang berada di halaman belakang rumah dinas, kemudian dipanggil oleh tersangka Kuat Ma’ruf dan Bripka RR agar masuk ke ruang tengah.

Namun ternyata di ruang tengah sudah berada Bharada E yang siap menghabisi nyawanya atas perintah Ferdy Sambo.

Tampak Brigadir J menunduk dan mengangkat kedua tangannya sambil memohon kepada Bharada E agar tidak menembaknya.

Usai Bharada E menembak Brigadir J, Ferdy Sambo terlihat mendekati jasad Brigadir J yang terlungkup di samping tangga.

Namun tidak tampak jelas apa yang dilakukan Ferdy Sambo ( menurut informasi 2 kali menembak kepala belakang brigadir J ) terhadap jenazah Brigadir J, kemudian Sambo memeragakan ( memegang pistol ) dan menembaki dinding tangga atas.

Berdasarkan keterangan Mabes Polri, Ferdy Sambo sengaja membuat alibi menembaki dinding agar terkesan adanya tembak menembak antara tersangka Bharada E dengan Brigadir J.

Setelah menembaki dinding atas tangga, Ferdy Sambo kemudian tampak kembali ke jasad Brigadir J seperti sedang membuat jejak sidik jari almarhum di pistol tersebut. Kemudian Sambo tampak meninggalkan jasad Brigadir J.