POLISI TEPIS TUDINGAN USTAD THUWAILIBI MATI KARENA DISIKSA DALAM SEL, KALAU DIBUKA KELUARGANYA JADI MALU

Jatengtime.com-Jakarta-Kematian Ustad Maaher At-Thuwailibi alias Sonny Eranata pada 8 Februari 2021 lalu sengaja digoreng oleh sejumlah pihak untuk memfitnah pihak Kepolisian.

Menurut mereka Maaher At-Thuwailibi (28) dicurigai meninggal dunia karena mendapat penyiksaan selama ditahan di Rutan Bareskrim Polri.

Wakil Ketua Majelis Rakyat (MPR) RI, Hidayat Nur Wahid lewat twitter pribadinya @hnurwahid pada Selasa, 9 Februari 2021 mengatakan bahwa sebaiknya pihak Kepolisian memberikan penjelasan atas meninggalnya Ustad Maaher dengan dalih untuk mencegah fitnah.

Ust Maaher wafat di rutan Mabes Polri. InnaaliLlahiwainnaailaiHi rajiun. Agar tak jadi fitnah, penting pihak Kepolisian memberikan penjelasan terbuka(transparan) dan profesional soal sebab wafatnya Ust Maher, “

Namun Hidayat Nur Wahid tidak menulis ada rahasia antara pasien dan dokter, seperti yang tercantum dalam Pasal 16 Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki) bahwa:

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia “.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/2/2021) menegaskan bahwa tuduhan bahwa kematian Maaher At-Thuwailibi karena mendapat penyiksaan selama ditahan di Rutan Bareskrim Polri adalah salah. Maaher meninggal karena Sakit Sensitif.

“ Yang bersangkutan meninggal (Bukan karena disiksa) ini meninggal karena sakit…” tegas Argo.

Namun demikian Argo tetap enggan membeberkan sakit sensitif apa yang diderita Maaher.

“ Saya tidak bisa menyampaikannya sakit apa (yang diderita Maaher) karena ini sakit yang sensitif…” ungkapnya.

Dalam kasus kematian Maaher dipastikan Polri juga menghormati dan menjaga rahasia antara pasien dan dokter, seperti yang tercantum dalam Pasal 16 Kode Etik Kedokteran Indonesia (Kodeki) bahwa:

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia “.

Arga hanya menerangkan bahwa berdasarkan pemeriksaan dokter sakit sensitif yang diderita Maaher At-Thuwailibi itu jika dipaksa sampai diungkap ke publik sakit justru akan mencemarkan nama baik keluarganya.

“ Jadi (penyakit) dari keterangan dokter dan perawat bahwa saudara Soni sakitnya sensitif. Yang bisa membuat nama baik keluarga almarhum akan tercemar. Jadi kita tidak bisa menjelaskan secara gamblang sakitnya apa…” ujarnya.

Jamal, kakak ipar Maaher usai pemakaman di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran, Cipondoh, Tangerang, Banten, Selasa (9/2/2021) juga membantah kematian iparnya bukan karena disiksa selama menjalani masa penahanan di Rutan Bareskrim Polri.

“ Almarhum gak disiksa. Sejauh ini penyidik perlakuan almarhum dengan baik…” tegasnya.

Jamal bahkan meminta bantuan wartawan agar ikut membantu keluarganya meng-counter isu-isu yang sengaja dihembuskan pihak-pihak terkait kematian Sonny Eranata.

Bila ditemukan masih ada yang menyebut bahwa almarhum meninggal karena mendapat penyiksaan, maka keluarga memastikan bahwa itu adalah hoax.

“ Kami minta tolong pada teman-teman media bantu kami nge-counter hoax-hoax itu lah. Ngebantah, nggak bener itu semua (Ustad Maaher disiksa)…” pintanya.

Jamal mengaku selama ini kakak iparnya jauh sebelum ditangkap polisi sudah menderita sakit TB Usus.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.