Jt.Com-Jakarta-Menjadi salah anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA-di Istana Negara) atau Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA-di tingkat Propinsi, Kabupaten atau Kota) adalah menjadi tugas yang berat namun membanggakan.
Di tangan Paskibraka-paskibra inilah prosesi inti Pengibaran Bendera Merah Putih di pertaruhkan.
Pengibar bendera Negara yang pertama kali lahir dari gagasan ajudan Presiden Soekarno, Mayor (Laut) Husein Mutohar pada tahun 1946, saat ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta, dengan formasi 5 petugas (3 putra 2 putri) yang melambangkan 5 sila Pancasila. Kemudian di sempurnakan Mayor (Laut) Husein Mutohar atas perintah Presiden Soeharto formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yaitu Pasukan 17 pengiring, Pasukan 8 pembawa bendera, Pasukan 45 pengawal.
Namun seiring berjalanya waktu, justru tanggung jawab pasukan Paskibraka-paskibra menjadi lebih berat namun juga menjadi kebanggaan tersendiri di karenakan tanggung jawab yang juga semakin berat bahkan terakir kebaradaan pasukan ini di susupi kepentingan politik.
Kesuksesan pasukan yang di pilih dengan berbagai seleksi dan latihan fisik yang cukup berat ini ketika sukses tidak banyak yang memuji, namun ketika terjadi kegagalan justru banyak hujatan, cemooh dan cibiran dari berbagai pihak yang menyakitkan hati, seperti yang terangkum dari berbagai berita insiden kegagalan yang pernah di tampilkan di beberapa media.
–Anggota Paskibra Nusa Tenggara Barat, Ayu Muslimah mengalami insiden terlepas sepatunya saat mengiringi pengibaran bendera merah putih pada tanggal 17 Agustus 2010, namun Ayu tetap sukses melaksanakan tugasnya. Tak banyak yang menghujat.
-Anggota Pasukan 8 Paskibra Manowari, Papua Barat pada 17 Agustus 2010 akibat kesalahan teknis mengakibatkan bendera yang dikibarkan terbalik (warna putih di atas warna merah) akibatnya Gubernur dan banyak pihak menjadi kecewa.
–Anggota Pasukan Pengibar Bendera 17 Agustus 2014 di Binjai, Sumatera Utara, dikabarkan akibat kelelahan tiba-tiba jatuh pingsan sesaat sebelum bendera dikibarkan. Hanya beberapa orang yang dengan sigap peduli membopong korban dan di bawa ke mobil ambulan.
-Anggota Paskira di Kotabumi, Lampung Utara semua merasa kecewa dan menagis karena merasa tidak bisa menjalankan tugas dengan baik ketika tanpa di ketahui penyebabnya tali Bendera putus saat upacara pengibaran bendera pada tanggal 17 Agustus 2013. Dalam insiden ini banyak yang menghujat.
–Anggota Pasukan 17 Paskibraka hampir terjatuh karena dia menginjak kakinya sendiri saat berbaris saat upacara peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2014 di Istana Negara. Hanya terdengar cemoohan bernada tertawa dari beberapa pihak.
–Anggota Paskibra Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara dalam perayaan upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Republik di Lapangan Adam Malik, Rabu (17/8/2016) akibat tali pengerek Bendera tersangkut yang mengakibatkan bendera tidak bisa dinaikan di hujat banyak pihak dan di tuduh telah melakukan kesalahan fatal. Akibatnya semua anggota Paskibra merasa sedih dan menangis.
–Anggota Paskibra dari SMPN 1 Mojowarno, Jombang, Jawa Timur, Silvi Olivia harus merelakan kakinya diamputasi akibat di tabrak sebuah truk dengan pengemudi yang sedang bermain HP saat latihan baris berbaris. Silvi hanya bisa manahan tangis dengan seragam kebesaran Paskibra di atas kursi roda melihat teman-temanya melakukan tugas negara ini, Rabu (17/8/2016). Dalam insiden ini tak ada satupun yang dengan bangga menghujat Silvi dan 10 temannya yang tertabrak truk.
–Anggota Paskibraka, Gloria Natapradja Hamel jelang Upacara Pengibaran Bendera di Istana Negara mengalami nasib pahit ketika keberadaanya di sangkut pautkan dengan urusan politik hingga mengakibatkan Gloria di copot tidak bisa mengikuti tugas mulianya. Gloria di hujat memiliki kewarganegaraan ganda. Namun beruntung Presiden Jokowi merestui Glora mengikuti upacara Penurunan Bendera Pusaka di Istana Negara pada Rabu sore (17/8/2016).