MUGIBAT DAN IB Sexing PO PADI ANYAR HASIL GENETIKA NUKLIR RAMAH PANGAN

Kebumen-Beras masih menjadi komoditi pangan unggulan sampai saat ini. Namun perlahan kebutuhan akan beras makin meningkat namun suplai beras makin langka di karenakan salah satu sebabnya adalah padi yang dihasilkan makin menurun.

Sering pula di jumpai panen padi berkurang karena serangan hama serta padi roboh di sawah karena batang padi tidak kuat menopang. Hal ini menjadi permasalahan serius yang sudah lama dicarikan solusinya.

Kementerian Pertanian, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, serta Badan Tenaga Nuklir Nasional sejak tahun 2012 bekerja sama menciptakan varietas padi unggul tahan hama dan berbatang kuat.

Dari indukan padi Cimelati kemudian direkayasa genetika Iradiasi Nuklir dengan kadar radiasi aman untuk pangan di hasilkan varitas padi jenis baru yang tahan hama dan dan berbatang kuat Varietas Padi Mugibat dan IB Sexing PO.

Varietas Padi Mugibat dan IB Sexing PO sampai saat ini sudah tersebar di 24 Kabupaten/ Kota se-Indonesia walau terkadang mengalami kelangkaan bibit yang kemudian di harapkan tiap daerah bisa melakukan penangkaran sendiri.

Menristek, M Nasir di dampingi Bupati Kebumen M Yahya Fuad ketika melakukan panen raya varietas padi unggul Mugibat dan IB Sexing PO Kebumen di Kebumen Jawa Tengah, Senin (21/3/2016) menegaskan “Diharapkan bibit unggul hasil penangkaran yang sekarang ada di Batan bisa disebarkan dan mudah di dapatkan petani di daerah-daerah seluruh Indonesia, salah satu mekanismenya di bentuk pusat-pusat penangkaran masal di bawah pengawasan Dinas Pertanian di daerah masing-masing dengan anggaran subsidi dari Pemerintah Daerah…”

Terpisah, menjawab kekawatiran masyarakat dengan adanya efek radiasi Nuklir Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistiyo Wisnubroto mengatakan “kadar radiasi nuklir yang dipakai dalam rekayasa ini tergolong aman untuk pangan. Batan menggunakan metode sinar Gamma dengan kadar yang sangat rendah yang sudah diatur oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta terbukti aman untuk di makan….” (jt-semarang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.