JALAN LEBAR DAN MULUS, BALAP LIAR MEREBAK DI JEPARA

 

ICON JT

Fakta negatif sejalan dengan perbaikan infrastruktur jalan yang baru-baru ini berhasil di bangun di sejumlah ruas di Jepara, tidak terduga di jadikan jalur atau trek kusus versi remaja jepara sebagai jalur balapan liar.

Sumber dari Polres Jepara kepada JT, Senin (4/1/2016) via telepon menyatakan hampir di setiap kecamatan di seluruh kabupaten Jepara para remaja memiliki setidaknya satu ruas jalan yang dijadikan ajang kebut-kebutan yang mayoritas dilakukan oleh kalangan pelajar.

“Kegiatan negatif yang tidak perlu di contoh dan membahayakan semua pemakai jalan ini biasanya dilakukan tengah malam. Seperti area jalan yang menjadi langganan untuk balap liar yakni jalan raya Tahunan, Bandengan, dan sejumlah ruas jalan di wilayah Jepara Utara, jalan –jalan yang sepi penghubung antar desa yang masih dikelingi hutan. Seperti area hutan jati Desa Jerukwangi Bangsri, jalur menuju desa Cepogo kecamatan Kembang, ruas jalan area Stadiun Gelora Bumi Kartini (SGBK) Jepara. Hampir di setiap kecamatan memiliki lokasi untuk balapan liar, dan mereka selalu main kucing-kucingan ketika kami datang…” tandasnya kesal

Hal ini senada yang di sampaikan Kasatlantas Polres Jepara AKP Andhika Wiratama beberapa waktu lalu “ aksi balapan liar dengan sepeda motor sudah lama marak di Jepara. Ruas jalan yang mulus dan lebar yang ada di Jepara dimanfaatkan sepihak dengan resiko laka hampir selalu digunakan untuk balapan liar. Terlebih saat ini banyak jalan di Jepara yang sudah di bangun mulus…”

Lebih lanjut Kasatlantas menekankan untuk mengantisipasi hal ini sebagai wujud kepedulian tertib berlalu lintas, jajaran Satlantas  bekerjasama dengan satuan lain dan Polsek yang ada intensif melakukan tindakan preventif aktif dengan mengadakan operasi penertiban,baik yang sifatnya hanya patroli rutin, pembubaran, maupun penindakan persuasif sebagai efek jera. Dalam penindakan, pihaknya harus berhati-hati lantaran harus memilah mana pelaku balap liar dan mana yang hanya sebatas penonton, sebab saat dilakukan operasi, pebalap maupun penonton akan melarikan diri. Sementara ini, penindakan dilakukan hanya sebatas untuk kendaraan yang tidak memiliki surat lengkap. Upaya ini sering mengalami banyak kendala. Rata-rata mereka pandai menggunakan alat komunikasi semisal HP sehingga ketika kami datang mereka sudah bubar, apalagi wilayah hukum Jepara sangat luas.

Sedangkan untuk pembalap sendiri, akan dilakukan pembinaan dengan memanggil orang tua masing-masing karena biasanya mereka masih di bawah umur. Rata-rata masih duduk di bangku SD,SMP dan SMA. Untuk itu peran serta aktif orang tua lebih di harapkan. Beri anak-anak pemahaman akan resiko sekecil apapun dalam berkendara, jangan justru bangga punya anak yang sudah bisa naik motor. Motor bisa di beli tapi nyawa anak gak ada yang jual.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.