Wawalkot Tegal Soroti Penawaran Kredit Bank yang Mencekik Masyarakat

BANYAKNYA bank yang menawarkan kredit dengan manis di awal kepada masyarakat namun pada kenyataannya mencekik nasabah, mendapat perhatian serius Wakil Walikota Tegal H. Habib Ali Zaenal Abidin.

Saat menghadiri kegiatan halal bihalal Keluarga Besar Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Jawa Tengah, wilayah se- Eks Karesidenan Pekalongan di Shangri-la Sands Convention Hall, beberapa waktu lalu. Orang nomor dua di Kota tegal tersebut mengatakan, banyak laporan dari masyarakat yang mengeluhkan perilaku bank-bank. Dimana saat menawarkan permodalan kepada masyarakat, dilakukan dengan manis. Tetapi kenyataannya setelah mendapatkan kredit dan angsuran membebani bahkan mencekik masyarakat.

“Lembaga keuangan yang mempunyai fungsi menyediakan jasa intermediasi dan jasa keuangan lainnya kepada nasabah dapat menjadi partner Pemerintah Kota Tegal,” katanya.

Menurutnya, kedepan bank harus mampu memberikan dukungan riil dalam memobilisasi dana masyarakat melalui aktivitas penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk giro, deposito dan tabungan.

“Buakn itu saja, bank juga harus mampu memberikan dukungan riil, dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, melalui aktivitas pemberian pinjaman atau kredit. Baik untuk pembiayaan produktif maupun konsumtif,” ujarnya.

Lebih lanjut dirinya menghimbau, agar dalam pemberian kredit pihak perbankan bisa lebih mengutamakan sektor UMKM. Karena peran UMKM di Indonesia mampu menumbangkan PDB sebesar 60 persen.

Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal Yoni Depari mengatakan, perbankan dalam rangka melakukan ekspansi kredit, hendaknya senantiasa memegang prinsip kehati-hatian dan lebih mendorong peningkatan kredit kepada UMKM.

Dijelaskannya, aset milik bank-bank di eks Karesidenan Pekalongan mencapai Rp. 17,7 triliun dari jumlah 55 bank tahun 2012. Padahal tahun 2011 hanya berjumlah Rp. 14,9 triliun.

“Ini membuktikan jumlah kekayaan yang cukup besar, kita cukup berbangga bahwa dalam situasi yang cukup sulit dewasa ini, perbankan di wilayah Kantor Perwakialn BI tegal yakni 7 Kabupaten/Kota pada posisi Juli 2012 dapat menunjukkan prestasinya,” ujarnya.

Diungkapkannya, performance perbankan menunjukkan perkembangan yang positif. Fungsi intermediasi perbankan membaik dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan mencapai Rp. 13,46 triliun atau tumbuh sebesar 22,34 persen year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp. 11,00 triliun.

Disamping kredit perbankan secara tahunan tumbuh sebesar 19,43 persen (yoy) dari Rp. 12,36 triliun menjadi Rp. 14,74 triliun.

“Selama dua tahun ini telah terjadi peningkatan aset modal kerja sebesar 24,9 %, konsumsi naik 8 persen dan investasi naik 60 %,” ungkapnya.

Sedangkan laju pertembuhan penyaluran DPK terbilang tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit posisi Juli 2012 yang mendorong peningkatan pada rasio Loan to Deposit (LDR) perbankan se-esk Karesidenan Pekalongan sedikit mengalami perlambatan dibandingkan posisi yang sama tahun sebelmnya. Pada Juli 2012 LDR perbankan sebesar 109,41%.*

Sumber : Humas Pemprov Jateng

Editor : Herry Febriyanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.