Gerakan Pemuda Islam (GPI) Kota Semarang mendesak pemerintah daerah dan pusat untuk menghentikan kasus yang menimpa ummat Islam etnis Rohingya di Myanmar. Aksi solidaritas ini dilakukan oleh puluhan mahasiswa Kota Semarang di depan DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Kamis (02/08).
Dalam orasinya, GPI Kota Semarang mendesak pemerintah Indonesia untuk harus berani mengambil sikap terhadap permasalahan yang saat ini masih terjadi. Sekitar tahun 1990-an, jumlah etnis Rohingnya mencapai 7 juta jiwa, namun kini hanya tersisa 700 ribuan etnis Rohingnya yang masih hidup.
“Apabila kasus ini dibiarkan terjadi terus menerus, maka lambat laun ummat Islam etnis Rohingya yang ada di Myanmar akan hilang di peradaban dunia,” papar ketua GPI Kota Semarang, Su’udut Tasdiq.
Selain melakukan orasi di depan DPRD Provinsi Jateng, sebagian mahasiswa melakukan aksi teatrikal sebagai bentuk keprihatinan atas ummat Islam etnik Rohingya yang dibantai secara terus menerus oleh tangan-tangan manusia yang tidak beradap.
Sementara itu, anggota dewan dari Komisi B DPRD Provinsi Jateng, Istajib, turun dan menemui para mahasiswa tersebut. Anggota dewan tersebut pun juga menyatakan kepedulian dan keprihatinan atas apa yang terjadi pada ummat Muslim di Myanmar tersebut.
“Kami turut prihatin, kami peduli dengan etnis Rohingnya, sebagai ummat muslim, kita harus menghentikannya. Pemerintah juga akan bekerja keras untuk mengusut tuntas kasus ini melalui jalur hukum,” ungkap politisi dari fraksi partai persatuan pembangunan tersebut.
Aksi solidaritas yang berlangsung kurang lebih selama satu jam ini juga dijaga oleh puluhan polisi dari Polrestabes Kota Semarang.