Kabupaten Grobogan Nyatakan Waspada DBD dan Difteri

Grobogan, Sosial87 Dilihat

GROBOGAN – Musim kemarau yang terjadi di Kabupaten Grobogan yang terjadi sejak januari hingga juni tahun 2012, berdampak pula pada sektor kesehatan. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan mencatat terdapat 160 kasus yang terkena wabah demam berdarah dan 5 diantaranya meninggal akibat gigitan nyamuk aedes aegypti.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, dr. Johari Angkasa, M. Kes menghimbau kepad masyarakat agar waspada terhadap serangan Demam Berdarah tersebut.

“Dengan adanya wabah DB ini kami menghimbau kepada masyarakat supaya waspada terhadap bahaya DB ini. Dan kami juga mengajak seluruh elemen masyarakat supaya melakukan pemberantasn sarang nyamuk dan apabila ditemukan indikasi serangan segera saja bawa ke dokter agar cepat teratasi dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan melalui RT, Rwnya agar bisa ditindaklanjuti atau diambil tindakan dalam upaya pencegahan maupun penanggulangan DB,” jelasnya baru-baru ini.

Sementara itu Kabid Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Grobogan, Ni Putu Sri Rahayu, S. Sos, M.Kes mengatakan dalam upaya penanggulangan serangan DB pihaknya telah menggencarkan berbagai upaya pencegahan . Diantaranya dengan memberikan penyuluhan tentang bahaya dan tanda-tanda penyakit DB serta menyadarkan kepada masyarakat tentang pentingnya melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

“Kami terus berupaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya PSN agar serangan DB dapat diminimalisir baik itu melalui 3M, Menguras, Mengubur maupun menutup tempat-tempat penampungan air, pemberian abate, memelihara ikan dalam kolam yang ada maupun dibak mandi walaupun hanya satu, dua agar memakan jentik-jentik nyamuk serta upaya-upaya lainnya. Dan kami juga menghimbau kepada masyarakat jangan tidur pagi antara jam 7 sampai jam 11 karena waktu-watu itu sangat rentan terhadap serangan DB,” jelasnya.

Banyaknya kasus DB yang terjadi di Kabupaten Grobogan menjadikan Kabupaten terluas ke 2 setelah Cilacap ini berada berada diurutan 7 dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah sebagai daerah endemi DB.

Bukan hanya itu merebaknya kasus Demam berdarah yang terjadi di Grobogan juga dibarengi dengan munculnya wabah Difteri yang kini sudah menyerang 11 Desa. Sehingga Kabupaten Grobogan dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Ke 11 Desa yang kena wabah Difteri adalah Desa Ngraji Kecamatan Purwodadi, Geyer Kecamatan Geyer, Desa Telawah Kecamatan Karangrayung, Kelurahan Purwodadi, Danyang Purwodadi, Kradenan Kecamatan Kradenan dan Desa rejosari Grobogan.

Menurut Kepala Rumah Sakit Umum Purwodadi, dr. Bambang Pudjiyanto, M.Kes, penyakit tersebut disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheria yang umumnya menyerang saluran pernafasan.

“Penyakit Difteri biasanya menyerang saluran pernafasan dengan gejala sakit ditenggorokan, demam, mual, denyut jantung meningkat, cepat kelelahan, terkadang gejalanya juga menyerupai pilek. Sedangkan penyebarannya biasanya karena tertular dari orang yang sudah terinfeksi baik itu melalui sentuhan langsung atau dari pakaian atau makanan yang terkontaminasi. Dan apabila tidak segera tertangani penderita tidak akan tertolong,” jelasnya.

Bambang menambahkan sebagai upaya pencegahan adalah dengan melakukan imunisasi yakni imunisasi bersamaan dengan titanus dan pertusis (DPT) bagi anak dan vaksinasi booster (DT) bagi orang dewasa.(Humas Kab Grobogan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.