SEKDA DEMAK : TIM GABUNGAN TERUS TANGANI BANJIR, MULAI EVAKUASI WARGA HINGGA REKAYASA CUACA

Jatengtime.com-Demak-Sekretaris Daerah (Sekda) Demak Akhmad Sugiharto, ST.MT dalam konferensi pers di ruang Command Center, Selasa (20/2/2024) pukul 13.30 WIB menyatakan bahwa Tim Gabungan yang terdiri dari unsur BNPB, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, BBWF, Pemprov, Pemkab, TNI, Polri, Kemenag dan relawan dari berbagai daerah hingga saat ini terus menangani banjir di Kecamatan Karanganyar mulai evakuasi warga hingga rekayasa cuaca.

“ Sebenarnya kami mulai menangani banjir sejak Senin (5/2/2024) yang terjadi di wilayah kecamatan Karangawen dan Wonosalam. kemudian Kamis (8/2/2024) terjadi banjir dalam sekala luas di kecamatan Karanganyar pada Kamis sore (8/2/2024). Tim gabungan yang terdiri dari unsur BNPB, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, BBWF, Pemprov, Pemkab, TNI, Polri, Kemenag dan relawan dari berbagai daerah hingga saat ini terus menangani banjir di Kecamatan Karanganyar mulai evakuasi warga hingga rekayasa cuaca…” kata Sugiharto.

“ Saat awal terjadi banjir, sebagian Tim Gabungan walau dengan sarana yang serba darurat konsentrasi melakukan evakuasi warga dari rumah atau tempat-tempat warga terjebak banjir ke lokasi yang aman walaupun dengan kendala air yang dalam dan deras serta gelap karena aliran listrik memang terpaksa dipadamkan. Sebagian lainya menyiapkan dapur umum, logistik dan sarana kesehatan…” ujarnya.

“ Banjir disebabkan karena banyaknya kiriman air dari hulu yang menyebabkan tanggul Sungai Cabean, Sungai Tuntang, dan Sungai Wulan jebol sehingga menggenangi area permukiman dan persawahan, bahkan membuat jalur pantura Demak-Kudus lumpuh…” ungkapnya.

Sekitar 13 ribu relawan dari Demak dan berbagai kabupaten lain berjibaku, donasi berdatangan.

Sugiharto menambahkan tercatat sekitar 13 ribu relawan dari Demak dan berbagai kabupaten lain berjibaku dalam penanganan banjir.

“ Alhamdulillah, setidaknya 13 ribuan relawan baik dari unsur swasta, organisasi, kelompok lintas sektoral, dinas baik dari Demak dan dari berbagai kabupaten lain. Rekan-rekan relawan ini yang banyak membantu turut serta aktif 24 jam sejak hari pertama sampai hari ini baik dalam proses evakuasi korban banjir, bertugas di dapur umum, pos kesehatan dan pembersihan dampak banjir…” imbuhnya.

“ Tidak kalah penting dan tentunya kami sangat berterima kasih terhadap para donatur dari berbagai daerah yang iklas memberikan donasi sangat membantu kebutuhan dasar para pengungsi di pos-pos pengungsian.

Rekayasa cuaca, mengatur intensitas air hujan.

Sugiharto mejelaskan berbagai upaya dilakukan untuk mepercepat penanganan banjir ini, salah satunya bekerjasama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di sekitar Semarang-Laut Jawa untuk mengatur intensitas hujan.

“ TMC dimulai pada Kamis (15/2/2024) hingga Minggu (18/2/2024). Hasilnya dalam beberapa hari tidak turun hujan baik dari wilayah hulu seperti Salatiga, Blora dan Grobogan. Langkah selanjutnya segera melakukan percepatan penutupan tanggul yang jebol…” jelasnya.

Perbaikan tanggul yang jebol oleh BBWS, masyarakat dan CV JSP

Usai wilayah hulu tidak hujan, perbaikan tanggul sungai Wulan yang jebol di Dukuh Norowito, Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar dikebut pihak BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), masyarakat dan CV JSP.

Sampai berita ini diturunkan sudah tertutup 80 persen tinggal menambah 20 persen untuk penguatan atau penebalan tanggul.

28 pompa dikerahkan menyedot genangan air.

Usai tanggul tertutup, banjir di Kecamatan  Karanganyar mulai berangsur surut, tinggal menyisakan titik genangan di Desa Kedungbanteng dan Wonoketingal.

Untuk mempercepat air di wilayah tersebut surut, pemerintah mendatangkan 28 pompa air yang bekerja 24 jam non-stop disebar di titik genangan dan sudah menampakan hasilnya.

“ Hampir seluruh tahapan penanganan banjir telah dilakukan tim gabungan. PR kita semua masih banyak, mulai membersihkan sarpras umum dan warga, juga tidak lupa akan kita kita susul tindakan pasca bencana lainya, seperti Trauma Hiling untuk anak-anak, Fogging dan penyemprotan Disinvektan agar warga ketika kembali ke rumah masing-masing cepat pulih dari trauma banjir dan segera bangkit perekonominya…” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.