Jatengtime.com-Demak-Bupati Demak dr. Eisti’anah, SE membuka pagelaran wayang kulit dengan lakon ‘Jumenengan Ratu Samrat’ (Bertahtanya rajanya raja) dalam Fesival Kali Tuntang, dengan dalang asli Kota Wali, Ki Ikhsanuddin, S.Sn.
Pagelaran wayang kulit yang diadakan, tepat didepan gerbang Pendopo Kabupaten Demak, Sabtu (11/11/2023) mulai pukul 09;00 WIB dihadir jajaran Forkopimda, Sekretaris Daerah beserta para Asisten, Kepala Perangkat Daerah, Ketua PEPADI Provinsi Jawa Tengah, Ketua PEPADI Kabupaten, Grup Karawitan Kalijaga Kawedar serta masyarakat Demak.
Bupati Demak dr. Eisti’anah, SE dalam sambutanya menyatakan pagelaran wayang kulit bukan hanya sekedar pertunjukan seni tradisional saja, juga sebuah warisan budaya yang harus terus dilestarikan.
“ Kita ketahui bersama bahwa wayang kulit bukan hanya sekedar pertunjukan seni tradisional saja, namun juga sebuah warisan budaya yang harus terus dilestarikan. Dalam setiap pertunjukannya terdapat pesan moral dan nilai-nilai luhur yang disampaikan kepada kita semua…” kata Eisti’anah.
Lebih lanjut, Eisti’anah menegaskan bahwa pagelaran wayang merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Demak dalam melestarikan budaya daerah sekaligus memperingati hari wayang yang jatuh pada tanggal 7 November.
“ Sungguh sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya dapat hadir dalam Festival Kali Tuntang yang semakin semarak dengan adanya pagelaran wayang kulit. Pagelaran wayang ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Demak untuk melestarikan budaya daerah sekaligus memperingati hari wayang yang jatuh pada tanggal 7 November…” ujarnya.
“ Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak, para seniman yang telah menjaga dan menghidupkan seni budaya dan tentunya warga Demak yang masih setia nguri-uri budaya jawa. Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi, utamanya bagi generasi muda untuk tetap mencintai dan melestarikan warisan leluhur. Terlebih lagi bila menengok kultur masyarakat Kabupaten Demak yang masih tinggi menghargai nilai-nilai budaya leluhur…” ungkapnya.
Bupati perempuan yang jika dirunut namanya kebetulan kontras dari dari silsilah raja-raja Demak mulai ‘Sultan Fatah hingga Eisti’anah’ ini menyebut bahwa fakta sejarah Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa tidak lepas dari seni budaya wayang.
“ Seni budaya wayang dan seni-seni bernafaskan budaya jawa telah dijadikan sebagai media dakwah oleh Sunan Kalijaga dalam menyebarkan agama Islam. Oleh karenanya, mari kita nguri-uri dan kita lestarikan di tengah kemajuan zaman yang semakin modern. Bersama kita jaga budaya asli Indonesia, salah satunya wayang kulit…” pungkasnya.