Jatengtime.com-Demak-Dengan memukul beduk, Bupati dr.Eisti’anah, SE, Rabu (22/3/2023) sekitar pukul 14.30 membuka Tradisi Megengan dan Kirab Budaya dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Demak ke-520 sekaligus menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1444 H.
Tampak hadir Wakil Bupati Demak KH. Ali Makhsun, MSi, Sekda Demak Akhmad Sugiharto, ST.MT, Dandim 0716/ Demak Letkol Czi Pribadi Setya Pratomo, Perwakilan Polres, Kepala OPD dan tamu undangan.
Dalam sambutanya, Bupati Eisti’anah ( Eisti ) menyampaikan, apresiasi terhadap peserta yang mengikuti Tradisi Megengan dan Kirab Budaya dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Demak ke-520 serta ribuan pengunjung yang rela dibawah terik matahari yang menyengat mengikuti jalanya kegiatan ini.
“ Saya berharap dengan kegiatan kegiatan ini mampu menjadi semangat masyarakat terutama generasi muda untuk terus menghidupkan seni dan budaya di Kabupaten Demak. Jangan sampai seni budaya yang agung ini menjadi luntur dan terdegradasi oleh perilaku-perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai luhur bangsa…” Kata Eisti.
“ Kemudian keberadaan bazar kuliner UMKM tentu akan memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan menyambut Ramadhan. Dengan adanya bazar kuliner ini, geliat ekonomi masyarakat akan meningkat sehingga sektor perekonomian masyarakat dan daerah akan terus tumbuh…” ungkapnya.
Kirab diikuti 20 grup dengan jumlah peserta mencapai 1.200 orang, terdiri dari Rebana Remasade, Asmilati Kolosal dari SD BUQ, Marchinband dan tarian MI Sulfa, Zippin SD Bintoro 2 Demak, Silat SD Katonsari 1, Zippin dan tari SD Mangunjiwan, Marchindband dan Angklung MTS NU Demak, Tari Capring Rebana dan Sekar Manggar, SMP N 1 Demak, Tarian Lathi dan Jaranan MTS N 3 Demak, Tari Kolosal Zipin SMA N 1 Mijen, Tari Zipin dan Rebana SMA 1 Demak, Marchind Band SMK Islam Alfadhilah, Tari Zipin dan Rebana MAN Demak,Tari Kolosal Kidung Kolosebo SMA Islam Mifda Jogoloyo, Pencak Silat Komunitas PSHT, Barongan Jathilan Jaranan Dewa Dewi, Parade fashion show oleh Desainer Demak dan Tari Kolosal Padma Baswara dan Karnelis Budoyo.
Menu khas Megengan lontong pecel dan sate keong.
Lontong pecel dan sate keong sawah merupakan kuliner khas Megengan di kabupaten yang sudah dikenal sejak puluhan tahun lalu.
Menu dengan cita rasa khas ini dapat dipastikan banyak dijajakan pedagang dan selalu rame diserbu pembeli. Bahkan tidak sedikit pembeli yang minta menu ini dibungkus untuk dibawa pulang dan akan dihidangkan ketika makan sahur.
Payung kertas dan Otok otok mainan kuno selalu ada di Megengan.
Salah satu ciri khas ketika Megengan, pasti ditemukan mainan anak-anak berupaya payung kertas dan otok-otok.
Walau jenis mainan modern mudah didapatkan, namun justru mainan yang sudah ada puluhan tahun silam ini masih banyak diminati anak-anak bahkan orang dewasa hanya untuk mengenang masa kecil dahulu.
Payung kertas biasanya dibeli anak perempuan, sedangkan otok-otok diminati dan didominasi anak laki-laki.
Dengan suara khas, otok-otok biasanya akan dimainkan anak-anak ( dibunyikan ) saat jelang sahur. Suara khas otok-otok akan membangunkan masyarakat untuk persiapan menyiapkan makan sahur.