PEMENANG LOMBA “ KAMPUNG JUARA BEBAS KUMUH “ DAPAT HADIAH PEMBANGUNAN SENILAI RATUSAN JUTA RUPIAH

Jatengtime.com-Demak-Salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Demak dalam menangani lingkungan bebas kumuh (yang identik dengan tempat bersarang berbagai penyakit) tidak hanya berupa sosialisasi dan himbauan, namun juga mengadakan lomba Kampung Juara sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat Demak dalam menjaga Kebersihan, Pengelolaan Persampahan, Penghijuan, Ketertiban, Keindahan dan Kelembagaan masyarakat.

Lomba kampung juara bebas kumuh yang dikenal dengan nama KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) dan digawangi oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Din Perkim) Kabupaten Demak tiap tahun sudah memperlihatkan hasilnya. Di beberapa kampung yang dulunya kumuh sekarang tampak sudah terlihat asri.

Bertempat di Ballroom Kantor Wakil Bupati Demak (Lantai 1), Rabu (26/8/2020) dilaksanakan pengumuman pemenang dan penyerahan hadiah Lomba Kampung Juara Tingkat Kabupaten Demak Tahun 2020.

Hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Demak Joko Sutanto, Sekretaris Daerah dr. Singgih Setyono, Kepala Dinas Perkim Akhmad Sugiharto ST, MT.

Sedangkan juri lomba ini berasal dari tim Kelompok Kerja (POKJA) Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kabupaten Demak.

Wakil Bupati Demak Joko Sutanto dalam sambutanya menyatakan lomba Kampung Juara sebagai upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan perumahan atau permukiman yang bersih, indah, sehat dan sebagai bentuk kolaborasi serta partisipasi masyarakat dalam penanganan lingkungan kumuh menjadi lingkungan yang asri dan sehat.

“ Lomba Kampung Juara adalah upaya pemerintah Demak dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan perumahan atau permukiman yang bersih, indah, sehat dan sebagai bentuk kolaborasi serta partisipasi antara pemkab dan masyarakat dalam penanganan lingkungan kumuh menjadi lingkungan yang asri…” kata Joko.

Kepala Bidang Pengembangan Kawasan Permukiman Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Demak Nurul Prasetyani ST, M.Si menuturkan terdapat beberapa kriteria dalam penilaian Kampung Juara antara lain Kebersihan, Pengelolaan Persampahan, Penghijuan, Ketertiban, Keindahan dan kelembagaan masyarakat.

Peserta lomba diminta untuk mematuhi aturan yang sebelumnya telah disepakati bersama antara panitia dan semua perwakilan peserta pada technical meeting (15 Juli 2020) sehingga proses lomba dapat berjalan dengan baik.

Dan sebagai pemenang lomba kampung Juara adalah :
Juara I, Kampung 76, RT 7 dan 6 RW 30, Desa Batursari, Kecamatan Mranggen dengan total nilai : 1.148, berhak atas hadiah Pembangunan senilai Rp 130 Juta.
Juara II, Gang Bugenfil, RT 02/ 03, Desa Buko, Kecamatan Wedung dengan total nilai : 1.094 berhak atas hadiah Pembangunan senilai Rp 120 Juta.
Juara III, Gang Jambu, RT 1/ 3, Desa Kedondong, Kecamatan Demak dengan total nilai : 1.082 berhak atas hadiah Pembangunan senilai Rp 100 Juta.

Juara harapan I, Desa Kalikondang Kecamatan Demak.
Juara harapan II, Desa Turirejo Kecamatan Demak.
Juara harapan III Desa Sriwulan Kecamatan Sayung, masing-masing menerima hadiah berupa pembangunan senilai 50 juta rupiah.

Kadin Perkim terobsesi pemanfaatan lahan terbatas masyarakat untuk ditanami tanaman ekonomis dan multiguna

Sementara itu Kepala Dinas Perkim, Akhmad Sugiharto ST,MT justru mempunyai keinginan lebih dalam program lingkungan bebas kumuh. Masyarakat tidak hanya mampu mewujudkan lingkungan perumahan atau permukiman yang bersih, indah dan sehat, namun juga bisa membuat tambahan penghasilan dengan cara menanam tanaman yang bernilai ekonomis dan multiguna dengan memanfaatkan sampah organik rumah tangga walaupun dengan lahan yang terbatas.

Kepala Dinas yang juga menekuni usaha bonsai dengan 3 koleksi andalanya yaitu : Asam Jawa (Tamarindus Indica), Anting Putri (Wrightia Religiosa) dan Lohansung (Podocarpus Macrophyllus) sering mengikuti pameran (kontes) bonsai di berbagai daerah, baik tingkat lokal maupun nasional selalu mendapatkan predikat bonsai baik (bendera hijau) mendapat ispirasi dari bonsai yang ditanam dengan lahan (pot) terbatas justru bernilai ekonomis yang tinggi.

Suami dari Nur Aini (salah satu guru SMAN 2 Demak) ini menilai masyarakat bisa meniru filosofi bonsai, dengan lahan yang terbatas, ternyata sebuah tanaman bisa mempunyai nilai ekonomis dan untuk menanamnya diperlukan media tanam yang selalu terbarukan berupa kompos atau pupuk kandang.

Masyarakat tidak harus menanam tanaman bonsai, lanjut pria penggagas pameran bonsai tingkat regional di halaman parkir komplek Pendopo Kabupaten Demak tahun 2018, namun bisa berupa tanaman dari berbagai jenis baik tanaman untuk konsumsi sehari-hari seperti tanaman sayur-sayuran, maupun juga tanaman obat seperti jahe, kunyit dan lain-lain, bisa di tanam dilahan terbatas berupa pot/ wadah bekas, bahkan bisa juga pot tersebut ditata dengan kreasi penataan bertumpuk.

“ Lingkungan kampung bisa ditanami dengan tanaman ekonomis seperti sayur mayur maupun tanaman obat herbal walau dengan wadah atau pot dari barang bekas. Sedangkan semua jenis tanaman tersebut membutuhkan media tanam dengan unsur hara yang komplit yang biasa didapatkan dari kompos (sampah organik) yang bisa dibuat sendiri maupun pupuk kandang. Harapanya masyarakat bisa menikmati hasil langsung dari tanaman tersebut baik untuk konsumsi sehari-hari, maupun kebutuhan akan obat herbal juga tersedia. Kompas dari sampah organik dan pupuk kandang dikemas dengan wadah yang menarik juga bisa bernilai ekonomis dan menambah penghasilan masyarakat. Media tanam berupa kompos dan pupuk kandang bisa dijual minimal kepada tetangga atau masyarakat yang membutuhkan…” tuturnya.

“ Dengan kata lain banyak manfaat yang didapat dari program kotaku, tidak hanya lingkungan menjadi asri, hijau dan sehat, namun juga ada hasil multiguna dari tanaman ekonomis serta pengendalian sampah lingkungan menjadi kompos yang bermanfaat…” pungkasnya.

Terpisah, salah satu tokoh masyarakat Slamet Wahono yang menjabat sebagai Kepala Desa Buko, Kecamatan Wedung menyampaikan ucapan terimakasih atas terselenggaranya Lomba Kampung Juara tingkat Kabupaten Demak Tahun 2020.

Wahono mengungkapkan, semua peserta adalah Juara dan yang terbaik dilingkungannya masing-masing.

“ Dari merekalah sekarang ada perubahan wajah lingkungan kampung atau desa menjadi lebih baik, sejuk dan berwarna-warni, dan inilah salah satu bukti bahwa masyarakat masih peduli terhadap lingkungannya. Mari saling memperkuat kebersamaan dan gotong royong antar warga di kampung atau desa untuk membantu menuntaskan program Kabupaten Demak bebas kumuh…” ungkap Wahono.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.