Belajar Sekaligus Berpenghasilan di PKBM Karangmlati, Demak

Demak, Pendidikan651 Dilihat

Enaknya sekolah sambil bekerja. Sudah memperoleh ilmu dan ketrampilan, dapat uang pula. Ya, itulah yang dirasakan Rekma Eka Fariasih (17). Dia adalah peserta didik di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) Karangmlati Demak Kota.

Di PKBM tersebut, anak pasutri Sudar dan Wijayanti ini, secara cuma-cuma alias gratis, berkesempatan mengikuti kegiatan belajar paket C plus. Dikatakan C plus karena selain mengajarkan materi sesui kurikulum SMA, PKBM juga memberikan pembelajaran membuat batik tulis, membordir dan menjahit.
Sudah memperoleh ketrampilan itu semua, Rekma bahkan juga memperoleh penghasilan.

Setiap bulannya, penghasilan Rekma mencapai Rp 300 ribu. “Lumayan, sambil sekolah saya berpenghasilan. Sayapun bisa menabung untuk biaya kuliah nanti,”katanya. Orang tua Rekma sendiri hanyalah buruh tani. Penghasilannya tidak menentu dan hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Makanya, saat lulus dari SMPN 1 Karanganyar, Rekma sempat berpikir tidak akan melanjutkan sekolah. “Orang tua sudah angkat
tangan, tidak mampu membiayai sekolah. Saya sempat sedih. Untung saja ada teman yang memberitahu bahwa PKBM Karangmlati menampung orang-orang bernasib seperti saya,” ungkapnya.

Tak berpikir panjang, berbekal ijazah SMP yang dimilikinya, Rekma langsung bergabung ke PKBM yang berlokasi di Jalan Demak-Bonang Desa Karangmlati tersebut. Dan karena rumahnya di Desa Kedungwaru Lor Kecamatan Karanganyar berjarak cukup jauh, maka iapun tinggal bersama keluarga Dwi Marfiana, yang tak
lain Ketua Penyelenggara PKBM Karangmlati.

“Saya sangat bersyukur. Bukan hanya lantaran bisa sekolah gratis, lebih dari itu, soal makan dan tempat tinggal pun sudah ditanggung. Setiap bulan saya juga masih dikasih honor Rp 300 ribu,”
ungkap Rekma.

Di PKBM tersebut, Rekma memilih focus mendalami ilmu membuat batik tulis. Kini, semua proses pembuatan batik tulis sudah ia kuasai. Gadis kelahiran Demak, 5 Januari 1994 ini pun tak canggung lagi ketika harus menorehkan canting di atas mori, juga telah mahir membuat pola. Bahkan, ia terampil pula melakukan pewarnaan hingga ngelorot. “Sesungguhnya, memperoleh ketrampilan ini yang saya anggap
paling berharga. Berbekal keterampilan ini saya bercita-cita bisa mendirikan usaha batik tulis sendiri,” ujarnya.

Dua tahun bergabung di PKBM Karangmlati, Rekma sudah menghasilkan ratusan lembar batik tulis dengan motif beragam nan memikat. Hasil karyanya bersama peserta didik lain sudah dipasarkan ke sejumlah kota besar. “Saya merasa bangga karena karya saya dikenakan Pak Bupati,” katanya,tersipu.

Ketua Penyelenggara PKBM Karangmlati, Hj Dwi Marfiana Spd MH mengakui bahwa Rekma merupakan salah satu siswanya yang tekun dan ulet. “Rekma bukan hanya tekun mengikuti pelajaran membatik. Namun, ia juga rajin membaca modul. Maka tak heran jika ia bisa cepat menguasai berbagai materi yang diberikan para tutor,” ungkap Dwi.

Disampaikan pula, dua tahun berdiri, PKBM Karangmlati kini telah memiliki peserta didik mencapai 62 orang. Sebanyak 34 orang duduk di kelas satu, dan 28 selebihnya siswa kelas dua. Mereka berumur antara 17 tahun hingga 45 tahun.

“Mereka wajib mengikuti pelajaran teori seminggu satu kali. Namun untuk materi muatan lokal, berupa ketrampilan membatik, menjahit dan bordir, bisa mereka ikuti setiap hari,” terang Dwi.

Dia menambahkan, sejauh ini pihaknya melibatkan 9 orang tenaga pendidik. Bahkan, ia mendatangkan seorang alumni ISI Yogyakarta untuk khusus menangani pelajaran batik tulis. Sedangkan motif batik yang diajarkan antara lain Ulam Segaran, Tigo Rangsik, Sabet Rangsik, Semangka Tegalan dan Cupit Kepiting.

“Istilah Rangsik kita ambil dari kata urang (udang), kerang dan sisik. Penyederhanaan nama serta bentuk binatang laut untuk lebih memperlihatkan ciri batik pesisiran. Sedangkan motif semangka tegalan terinspirasi oleh buah semangka yang juga menjadi andalan Demak,” ungkapnya.

Dalam waktu dekat, imbuhnya lagi, ia berkeinginan memperbanyak jenis mulok. “Mudah-mudahan tahun depan kami jadi bisa membuka mulok operasional computer dan las souvenir berbahan besi anti karat,” pungkasnya.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.