SLAWI, JT – Korban kebakaran rumah, Tarifah (30) warga RT 09 RW 02 Dukuh Pekandangan Desa Cikura, Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal menerima bantuan dari PMI Kabupaten Tegal dan Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, Senin (23/7).
Bantuan diberikan langsung oleh Kabid Kedaruratan dan logistik BPBD Kabupaten Tegal, Agus Heri Purwanto, BAE, SE yakni berupa peralatan dapur. Sementara Bantuan dari PMI juga diberikan langsung Ketua PMI Kabupaten Tegal, dr H Bimo Banyuaji, yakni berupa dua terpal, beras, mie, family kid seperti peralatan mandi, sarung dan lain sebagainya.
Ketua PMI Kabupaten Tegal, Dr Bimo Banyuaji dalam kesempatan tersebut, menyampaikan turut prihatin kepada korban. Dirinya berharap bantuan yang diberikan bisa mengurangi beban dan dapat bermanfaat..
“Kami berharap dengan bantuan dan terpal yang kami berikan dapat di jadikan sebagai rumah sementara,” katanya.
Selain itu dr Bimo juga mengingatkan kepada yang lain agar harus senantiasa waspada dengan kebakaran yang terjadi.
Hal senada juga dikatakan Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD, Agus Heri Purwanto, BAE SE, bahwa musibah itu tidak ada yang menginginkannya. Karenanya, Agus juga berharap dimusim panas ini untuk dapat waspada terhadap yang terjadi akhir – akhir ini.
“Saya berharap agar kita selalu waspada terhadap hal terjadi akhir – akhir ini,” imbaunya
Sebelumnya musibah kebakaran yang menimpa salah satu warga Desa Cikura Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal tersebut terjadi, Minggu (22/7) malam.
Informasi yang diperoleh dilapangan, kebakaran itu terjadi akibat konsleting listrik, pada saat keluarga korban, Tarifah yang memiliki suami Rosidin (35) bersama kedua anaknya Aulia (10) dan Atikah (13) sedang melaksanakan sholat terawih di mushola yang jauh dari rumahnya sekitar pukul 19.30 WIB.
Selanjutnya kebakaran itu diketahui oleh salah seorang warga setempat, Heri (45) yang akan ke mushola, dan melihat rumah korban ludes terbakar. Karena tidak ada yang dimintai tolong, rumah yang berasal dari kayu tersebut akhirnya ludes terbakar dan rata dengan tanah. Korban tidak dapat berbuat banyak, karena suaminya yang bernama Rosidin (35) sedang bekerja di Sumatera.
Sementara kedua anaknya yang masih sekolah MI dan SMP, tidak dapat sekolah karena pakaian dan peralatan sekolahnya ludes terbakar semua. Untuk sementara waktu, mereka tinggal dirumah ibunya yang rumahnya tidak jauh dari keluarga korban.