Program penatan pedagang kaki lima (PKL) yang dimulai dengan relokasi 900-an PKL Monumen Banjarsari hingga program penataan kawasan perkotaan dengan keberadaan Night Market Ngarsopuro, membuat Tim penilai lomba inovasi manajemen perkotaan Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) yang terdiri dari Sri Hartiningsih Purnomohadi dan Suharyono.
Kedua anggota tim ini kagum melihat sederet keberhasilan pembangunan di Kota Solo antara lain program relokasi warga bantaran Sungai Bengawan Solo, apalagi jumlah warga bantaran baik yang berada di tanah negara (TN) dan hak milik (HM) mencapai 1.500 kepala keluarga (KK).
“Solo hebat. Solo berhasil merelokasi ratusan PKL tanpa bentrok fisik. Seluruh pihak terkait termasuk juga kompak bergotong royong menyukseskan program ini,” kata Sri Hartiningsih, saat ditemui wartawan, di sela-sela kunjungan ke urban forest di Kelurahan Pucangsawit, Selasa (28/8).
Pendekatan manusiawi dan kekompakan jajaran di Solo menurut Ning (sapaan akrabnya) patut dicontoh pemerintah daerah (Pemda) di Indonesia. Sementara disinggung mengenai urban forest, dia menilai masih perlu penyempurnaan. Salah satunya ketelatenan merawat pepohonan supaya bisa tumbuh besar dan rindang. Selain itu menurutnya perlu pengayaan tanaman supaya lebih hijau dan tidak panas seperti sekarang.
Selain melihat langsung urban forest, tim penilai juga mengunjungi warga penerima hibah (WPH) relokasi di Pucangmojo dan Sabrang Lor, Kelurahan Mojosongo.
Sementara Asisten Bidang Ekbang dan Kesra Pemkot Solo, Eny Tyasni Susana, menjelaskan kunjungan lapangan tim penilai dalam rangka melihat langsung program bidang penataan PKL, tata kota dan penataan lingkungan kumuh.
Program Pemkot Solo di tiga bidang itu menjadi nominasi juara dalam lomba inovasi manajemen perkotaan gelaran Kemdagri. “Masuknya program Solo dalam daftar nominasi lomba menunjukkan keberhasilan Pemkot Solo melakukan inovasi-inovasi dalam pengelolaan manajemen perkotaan,” tegasnya. *SP
Editor : Wisanggeni