Jatengtime.com-Demak-Sambutan Plt Bupati Demak KH Ali Makhsun yang dibacakan Sekda Akhmad Sugiharto ST,MT menyatakan Hari Wayang Nasional menjadi momentum melestarikan budaya peninggalan Sunan Kalijaga agar tidak punah.
“ Dengan peringatan Hari Wayang Nasional, tentunya dapat menjadi momentum dalam upaya melestarikan budaya asli peninggalan Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga dari Demak, kemudian dengan menciptakan wayang untuk sarana mensyiarkan agama Islam dengan budi pekerti adiluhung hingga ke seluruh nusantara. Maka tidak berlebihan jika saatnya Pemkab Demak terus berupaya agar wayang tidak punah digerus dengan tehnologi gatget dan lain-lain…” kata Sugiharto membacakan sambutan Plt Bupati Demak KH Ali Makhsun jelang pagelaran wayang kulit, Jum’at (8/11/2024) di halaman kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Diketahui, pagelaran wayang kulit dengan dalang asli Kadilangu Demak, Ki Iksanudin S,Sn dengan lakon ‘Srikandi Krido’ diselenggarakan atas kerjasama Pemkab, PEPADI (Persatuan Pedaangan Indonesia) dan karawitan Sekar Manis yang semua personilnya guru-guru TK sekabupaten Demak.
“ Kenapa harus dilestarikan…? karena wayang adalah budaya adiluhung yang sudah menjadi budaya khas nusantara serta sudah diakui Dunia (Unesco) sebagai salah satu sarana pendidikan yang filosofinya sangat tinggi…” ujarnya.
“ Untuk itulah, tidak berlebihan bila Pemkab Demak akan terus berupaya melestarikan wayang ini dan akan selalu memunculkan inovasi agar wayang semakin dinikmati bukan hanya sebuah tontonan, namun juga menjadi sebuah tuntunan berperilaku yang adiluhung…” pungkasnya.
Senada dengan Sekda, Kepala Dindikbud Haris Wahyudi Ridwan, AP., M.Si yang juga menjabad sebagai Ketua PEPADI Demak dalam sambutanya menyatakan akan terus berupaya melestarikan wayang sebagai salah satu wahana pendididan untuk semua lapisan masyarakat tidak hanya sebagai tontonan, namun juga tuntunan.
“ Sama seperti yang tadi disampaikan bapak Plt Bupati yang dibacakan bapak Sekda, kami seluruh jajaran Dindikbud terus berupaya menciptakan inovasi mengenalkan wayang di dunia pendidikan. Salah satu contoh malam ini karawitan Sekar Manis yang hanya berlatih tiga hari mampu mengiringi dalang Ki Ikhsanudin dengan lakon ‘Srikandi Krido’ dengan baik…” kata Haris.
Banyak pengunjung dari generasi muda gen z.
“ Kemudian ketika saya lihat deretan para penonton, ternyata banyak saya lihat pelaku dan pekerja seni muda pimpinan bapak Sarono atau boleh kita sebut gen z, tampak hadir menikmati pagelaran wayang ini hingga usai…” ujarnya.
“ Bapak Sarono ini walau sudah purna tugas di Dindikbud adalah salah satu pegiat dan pemerhati seni budaya yang layak disebut salah satu aset budaya Demak…” ungkapnya.
“ Saya juga lihat pimpinan sanggar Padma Baswara Kadilangu Demak juga hadir, ini sebuah penghormatan tersendiri bagi kami seluruh panitia…” imbuhnya.
“ Dengan hadirnya pelaku dan pekerja seni muda ini setidaknya menunjukan bahwa wayang di Demak sekarang sudah menjadi tontonan dan tuntunan generasi muda. Wayang sudah tidak lagi identik dengan tontonan masyarakat ‘sepuh’ (orang tua)…” pungkasnya.