PEMKAB DEMAK GELAR PELATIHAN TEHNOLOGI PERTANIAN ORGANIK UNTUK ASATIDZ DAN SANTRI

Jatengime.com-Demak-Pemkab Demak gelar pelatihan tehnologi pertanian organik untuk asatidz ponpes, santri dan madin se Kabupaten Demak, dalam rangka menciptakan lingkungan alam yang sehat dan berkelanjutan.

Turut hadir Ketua PCNU Demak KH Muhammad Aminudin, Ketua LPP PWNU Jateng KH Mustofa, Ketua LP PCNU Demak Nur Rondi dan Plt Kabag Kesra Setda Demak Ungguh Prakoso.

Saat pembukaan pelatihan, Selasa (21/11/23) di Ballroom Wakil Bupati, Bupati Demak dr.Eisti’anah, SE Selasa (21/11/23) mengatakan bahwa tehnologi pertanian organik bukan hanya tentang segala aspek produksi makanan yang lebih sehat, akan tetapi juga tentang menjaga kelangsungan alam bagi generasi mendatang.

Selama ini petani masih memiliki ketergantungan terhadap pupuk kimia dan obat-obatan pertanian berbahan kimia.

Fenomena pertanian tersebut ibarat orang yang mengkonsumsi obat-obatan kimia secara terus menerus, tentunya berisiko mengalami penurunan kesehatan seperti kerusakan ginjal dan bagian tubuh yang lain.

“ Penting bagi kita semua pahami bahwa perubahan dalam pertanian konfensional menuju tehnologi pertanan organik bukan hanya tugas pemerintah, akan tetapi juga tugas bersama sebagai komunitas…” kata Eisti.

Jika dilihat dari fakta menurunnya luasan lahan pertanian di Kabupaten Demak seiring dengan perkembangan jaman seperti alih fungsi lahan untuk pembangunan termasuk lahan terdampak rob, maka perlu disikapi segera bagaimana tetap mengoptimalkan produk pertanian.

“ Salah satunya melalui penerapan tehnologi pertanian yang diyakini akan mampu mengembalikan kesehatan tanah dengan unsur makro maupun mikro yang dibutuhkan tanaman sehingga mengembalikan sekaligus menghasilkan produk pertanian bernilai jual tinggi…” ujarnya.

“ Oleh karena itu, petani perlu diajak untuk mengurangi ketergantungan pada kimia. Secara bertahap dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan pupuk kimia, diawali 75% kemudian 50%, terus diturunkan hingga 0%…” kata Eisti.

Produk pertanian yang dihasilkan dari tehnologi pertanian organik, diyakini memiliki banyak keunggulan, utamanya dari aspek kualitas. Contoh kandungan nutrisi pada beras organik lebih banyak dari yang bukan organik, sehingga bisa tahan lebih lama termasuk saat sudah dimasak menjadi nasi.

Lebih lanjut Eisti membeberkan bahwa Pemkab Demak terus fokus pada penguatan prinsip-prinsip tehnologi pertanian organik, mulai dari pemilihan bibit, pengelolaan tanah, pemupukan tanaman hingga pengendalian hama secara alami.

“ Saya tekankan bahwa tehnologi pertanian organik bukan hanya tentang hasil akhir produk pertanian yang sehat, namun juga tentang bagaimana proses produksi tersebut ramah lingkungan…” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Plt Kabag Kesra Ungguh Prakoso menyampaikan bahwa program yang digagas Pemkab Demak ini juga bertujuan untuk menfasilitasi santri, ustad dan ustazah pondok pesantren dalam rangka menumbuh kembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan dilingkup pondok pesantren.

Diharapkan usai menimba ilmu agama di pondok pesantren, para santri dan santriwati juga mempunyai bekal keahlian tehnologi pertanian yang handal.

“ Jadi santri disamping belajar ilmu agama pondok, juga bisa belajar tentang pertanian dan mampu mengembangan pengetahuannya tentang tehnologi pertanian organik yang handal. Termasuk mampu membuat pupuk organik…” kata Ungguh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.