Jatengtime.com-Jakarta- Komisioner Komnas Perempuan Tiasri Wiandani mengkritik langkah Andre Rosiade, anggota DPR-RI dari Fraksi Partai Gerindra, dengan dalih mengungkap kegiatan pekerja seks di Padang, Sumatera Barat, telah melanggar etik sebagai anggota dewan.
Tias mengatakan upaya Andre dalam pencarian bukti secara paksa di lapangan seharusnya dilakukan oleh aparat kepolisian. Anggota dewan, tidak pantas ikut campur langsung dalam hal ini.
“ Ini (penggerebekan) kan terencana; ada transaksi, ada persiapan. Kalau kami melihat, ini sudah melanggar kode etik karena melampaui kewenangannya sebagai anggota dewan. Karena tidak dibenarkan seorang anggota dewan sampai melakukan tindakan penjebakan…” ungkap Tias.
Tias bahkan menyentil langkah Andre semata hanya sebagai pencitraan untuk persiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020.
“ Karena beliau anggota dewan, memang dari unsur partai yang berlatar belakang agama. Nah, dalam konteks 2020 ini persiapan Pilkada serentak, dan kepentingan politik dalam upaya yang dilakukan sampai menjebak PSK yang di Padang itu kan sebuah pencitraan…” ungkapnya.
DPR rasa Satpol PP
Aksi koboi Andre Rosiade sebagai otak penggerebekan NN, namun, pria yang ditangkap saat berada di salah satu kamar hotel bersama NN belakangan menghilang justru menimbulkan kecurigaan banyak pihak.
Belakangan berembus kabar kalau pria tersebut merupakan orang suruhan yang dibayar Andre Rosiade untuk menjebak NN. Sontak banyak kritikan dari Netizen di Media Sosial.
Netizen beramai-ramai menjuluki Andre Rosiade sebagai “ Anggota DPR rasa Satpol PP “.