Polri memastikan jumlah terduga pelaku teror Sarinah, Kamis (14/1/2016) dari data terbaru di temukan 34 korban. yang meninggal dunia 4 orang, bukan 5 orang seperti sebelumnya diumumkan.
4 pelaku yang meninggal adalah Afif alias Sunakin, Dian Joni Kurniadi, M Ali, dan Ahmad Muhazan bin Saron. Sedang 4 korban meninggal dari pihak sipil adalah Sugito, Rico Hermawan, Amir Quali Tahr yang merupakan warga Kanada, serta Rais Karna.
Orang ke-lima yang semula di umumkan diduga pelaku, bernama Sugito, 43 tahun adalah warga sipil berprofesi sebagai kurir.
Korekasi ini berdasarkan kebetulan nama Sugito juga ada dalam jaringan teror. Bukti awal yang di yakini berdasarkan rekaman CCTV nampak Sugito berjalan dengan salah seorang pelaku.
” Setelah mempelajari semua data-datanya di yakini Sugito adalah korban, bukan pelaku teror. Saya sampaikan korban teror sarinah semua 34, meninggal 8 termasuk korban bernama Rais Karna. Kemudian yang hidup 26 orang dan masih dirawat, yang sudah boleh pulang 10 orang. Sedangkan 7 orang yang meninggal postmortem…” imbuh Musyafak kepada media Minggu, (17/1/2016).
Terpisah, Polri menyatakan telah menangkap 12 orang terkait dengan serangan teror Sarinah termasuk penerima dana dari ISIS.
Penangkapan dilakukan di sejumlah lokasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur. Dari 12 orang yang tertangkap ini, mereka diindikasikan akan melakukan serangan di tempat lain. Dan Polri berhasil menyita sejumlah senjata api.
“Saat ini semua pelaku masih dalam perkembangan oleh Densus 88, upaya ini untuk membuktikan apa perannya dalam aksi teror yang terjadi di Jl Thamrin….” jelas Kapolri dalam keterangan pers di Mabes Polri.
Lebih lanjut Kapolri menyebutkan salah seorang dari 12 orang yang diduga terkait serangan di kawasan Sarinah, ada yang bertugas sebagai penerima dana dari ISIS dengan cara transfer melalui Western Union yang di lakukan dilakukan beberapa kali sejak 2015 dan juga mendapat transfer dana dari Bahrun Naim yang diduga sebagai otak serangan teror Sarinah dan diyakini saat ini berada di Suriah.
“Apakah dana itu digunakan untuk melakukan serangan pada 14 Januari lalu atau untuk teror yang lain, masih dalam proses pembuktian, tetapi kalau digunakan untuk apa dapat di simpulkan sebagian besar digunakan untuk aksi-aksi teror…” jelas Kapolri
“Jumlah uangnya cukup besar dengan sistem transfer kan berkali-kali lewat melalui Western Union ada yang 40 ada yang sampai 70 juta…” ungkap Kapolri. ( jt-Jakarta )