Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said kepada awak media di Jakarta, Senin (4/1/2016) mengatakan “ untuk menghindari kontroversi yang akan timbul di kalangan masyarakat terkait adanya isu dana ketahanan energi maka pemerintah memutuskan akan terlebih dahulu memberlakukan harga baru BBM dengan tanpa menyertakan dana ketahanan energi. Harga BBM akan dikenakan harga baru yang tidak lagi dengan penghimpunan dana pengembangan energi…”
Lebih lanjut Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengumumkan harga BBM terbaru yang telah dikurangi harga ketahanan energi “Kami sampaikan sesuai dengan harga keekonomisan harga Solar turun dari Rp 6.700 menjadi Rp 5.650 per liter, kerosen tetap Rp 2.500 per liter, Premium non Jawa- Madura -Bali turun dari harga semula Rp 7.300 menjadi Rp 6.950 perliter. Sedangkan untuk wilayah Jawa-Madura-Bali turun dari harga semula Rp 7.400 menjadi Rp 7.050 per liter. Di luar harga baru BBM yang ditetapkan pemerintah, Pertamina juga akan menurunkan harga produk yang lain seperti Pertalite turun dari Rp 8.250 menjadi Rp 7.900 per liter, pertamax untuk wilayah DKI-Jabar turun dari Rp 8.650 menjadi Rp 8.500 per liter, dan pertamax wilayah Jateng-DIY turun dari harga awal Rp 8.750 menjadi Rp 8.600 perliter…”
Dwi menambahkan “Selain itu, harga Pertamax untuk wilayah Jatim turun dari Rp 8.750 menjadi Rp 8.600 per liter, Pertamax Plus DKI turun dari Rp 9.650 menjadi Rp 9.400 per liter, Pertamax Dex DKI turun dari Rp 9.850 menjadi Rp 9.600 per liter, dan juga solar NPSO turun dari Rp 8.300 menjadi Rp 8.050 per liter…”
“Sedangkan untuk perubahan harga domestik gas meliputi elpiji 12 kg harga rata-rata Nasional turun Rp 5.800 per tabung, Jabodetabek turun Rp 5.600, bright gas 12 kg rata-rata nasional turun Rp 4.800 per tabung, Jabodetabek Rp 4.600, bright gas 5,5 kg Jabodetabek turun Rp 4.500 per tabung, ease gas 9 kg Jabodetabek turun Rp 5.000 per tabung, ease gas 12 kg Jabodetabek turun Rp 6.000 per tabung, ease gas 14 kg Jabodetabek turun Rp 8.000 per tabung, dan elpiji 6 kg rata-rata Nasional turun Rp 2.000 per tabung…” imbuh Dwi.