Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menggenjot program pengembangan pertanian dan peternakan berbasis pesantren. Dengan harapan para santri tidak hanya mendapat ilmu pengetahuan agama, namun juga memperoleh berbagai ilmu keterampilan di bidang pertanian dan peternakan.
“Dengan program pertanian berbasis pesantren, dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian para santri dan masyarakat sekitar pondok pesantren. Jadi selama di pesantren, ilmu agama mereka jos dan ilmu hidup juga bagus,” kata Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP dalam sambutan sarasehan pengembangan pertanian terpadu berbasis pesantren di Pondok Pesantren Al-Falah, Dukuh Sidomukti, Kota Salatiga, Minggu (6/12/2015).
kegiatan yang diikuti sekitar 500 pengasuh ponpes se-Jateng itu, gubernur menjelaskan, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan menjadi bagian yang penting dalam pemberdayaan ekonomi dan sumberdaya manusia. Antara lain melalui budidaya tanaman sayuran dan buah maupun beternak, dengan memanfaatkan lahan di lingkungan pesantren.
Berbagai pendekatan dapat dilakukan untuk meningkatkan SDM pesantren. Antara lain dengan menggali dan mengembangkan potensi sumberdaya alam di lingkungan pesantren, mengembangkan komoditas unggulan setempat, serta menerapkan teknologi sederhana yang sesuai karakteristik wilayah.
Menurut Ganjar, santriwan dan santriwati di pondok pesantren bisa menerapkan pemanfaatan lahan pekarangan sekitar pondok yang ada dengan menanam sayuran dan buah. Apabila lahan terbatas, dapat menanam di pot atau menerapkan sistem hidroponik yang tidak memerlukan lahan luas untuk budidaya tanaman sayuran, buah, maupun bunga yang bernilai ekonomis.
“Budidaya tanaman organik juga dapat dikembangkan di ponpes. Jika ponpes dapat mengembangkan tanaman organik dengan kualitas bagus, maka bisa dipasarkan ke berbagai swalayan. Dengan begitu akan memberi keuntungan ekonomi berlipat,” terangnya.
Selain menanam tanaman organik yang kini semakin trend karena aman untuk kesehatan, ponpes yang memiliki peternakan ayam, sapi, ikan, ataupun kambing juga dapat memanfaatkan limbah kotoran hewan ternak sebagai pupuk alami.
“Bahkan kotoran sapi juga bisa diolah menjadi gas untuk kebutuhan memasak para santri dan masyarakat di lingkungan ponpes. Tidak hanya pertanian dan peternakan, produk olahan pesantren juga perlu dikembangkan. Seperti gula semut olahan ponpes di Banyumas telah menembus pasar Amerika Serikat. Ini luar biasa,” tandasnya.
Program pertanian terpadu berbasis pesantren, lanjut dia, juga dapat diintegrasikan kemudian ‘dikawinkan’ dengan desa. Karena setiap desa kini mendapat bantuan dari pemerintah pusat minimal Rp 800 juta. Ponpes diharapkan dapat berperan dalam pengelolaan bantuan dana desa, sekaligus melakukan kontrol penggunaan dana desa untuk kesejahteraan masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, gubernur juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada beberapa pondok pesantren di Jateng. Seperti benih ikan lele, kambing, bibit pohon durian, rambutan, sengon, cengkeh, dan kedelai untuk dibudidayakan di lingkungan ponpes sesuai karakteristik daerah masing-masing.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP menjelaskan, untuk meningkatkan SDM perlu ada penguatan keilmuan agama maupun keterampilan. Untuk itu, sumberdaya alam Jateng yang melimpah harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kesejahteraan masyarakat.
Sebanyak 10 pondok pesantren yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota yang mendapat hibah pencanangan program pertanian terpadu berbasis pesantren pada tahun lalu, kini telah menunjukkan hasilnya. Salah satunya budidaya ikan lele, kambing, dan ayam di Ponpes AT Ittihad Poncol, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.
”Sebelum ke acara ini, tadi kami bersama Pak Gubernur berkunjung ke Ponpes At-Ittihad. Kami memanen ikan lele dan menikmati masakan lele bersama pengasuh pondok dan para santri,” bebernya.
Panen ikan lele kesembilan di ponpes Ponpes At-Ittihad yang berdiri sejak tahun 1890 itu, merupakan salah satu hasil pengembangan pertanian berbasis pesantren yang mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga pesantren melalui mendayagunakan potensi dan sumberdaya di lingkungan pesantren.
(Humas jateng – jatengtime)