Indonesia Berpotensi Negera ke 7 Ekonomi Terbesar di Dunia Tahun 2030

INDONESIA berpotensi menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketujuh di dunia tahun 2030 mendatang, berdasarkan produktivitas dan pertumbuhan kelas menengahnya. Hal tersebut diutarakan Pemimpin Perusahaan Konsultan Bisnis, McKinsey Indonesia, Raoul Oberman, di Jakarta, Selasa (18/9).

Menurutnya, meningkatnya produktifitas secara signifikan di Indonesia diperhitungkan di tingkat global, sehingga bukan tidak mungkin pada tahun 2030 bisa mengalahkan Jerman maupun Inggris.

“15 tahun mendatang kelas konsumen global diestimasikan mencapai 1,8 miliar orang yang mayoritas berada di Asia sehingga akan meningkatkan permintaan sumber daya dan komoditas Indonesia,” katanya.

Dirinyapun juga mengingatkan agar Indonesia jang terjebak di persimpangan yang kritis, karena kebutuhan energi berpotensi meningkat hingga tiga kali lipat dalam 20 tahun mendatang dan kebutuhan baja tumbuh hingga 170 persen dari saat ini.

“Indonesia harus bisa secara impresif meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga 4,6 persen atau 60 persen lebih tinggi dari rata-rata produktivitas dalam satu dekade terakhir,” himbaunya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan setidaknya diperlukan empat aksi prioritas, yakni transformasi jasa konsumen, peningkatan produksi pertanian dan perikanan, pembangunan perekonomian dengan sumber daya nonkonvensional, dan investasi pada pengembangan ketrampilan.

Sementara itu menanggapi pernyataan Raoul Oberan tersebut, Wakil Menteri Keuangan II Mahendra Siregar mengatakan, pemerintah optimistis Indonesia dapat menduduki peringkat ekonomi terbesar ke 7 di dunia dengan mengandalkan daya beli masyarakat yang meningkat. Diharapkan, pertumbuhan ekonomi dalam tahun-tahun ke depan akan berkelanjutan pada level 6-7 persen.

“Kalau besaran dari total Produk Domestik Bruto (PDB) yang dilihat dari daya beli masyarakat, saya rasa betul, karena populasi kita bisa mencapai 280 juta orang dan pendapatan per kapita bisa di atas 12 ribu dollar AS. Saya rasa masuk akal,” katanya.

Diungkapkannya, namun yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah bagaimana mencapai angka tersebut dan mengupayakan dapat tumbuh secara berkelanjutan di level 6-7 persen setiap tahun secara rata-rata.*

Sumber : Humas Setkab

Editor : Herry Febriyanto