JAJARAN Kepolisian Sektor (Polsek) Gajah Mungkur, Kota Semarang, Minggu(16/09), berhasil menangkap 9 orang pelaku yang melakukan aksi pengeroyokan terhadap korban Satriyo Pamungkas(25) warga Karanganyar Legok Semarang. Sebelum melakukan aksinya, para tersangka diketahui terlebih dahulu minum minuman keras.
“Saat itu saya masih nongkrong di dekat SPBU Kaliwiru Semarang, karena kebetulan salah satu pegawai SPBU adalah teman saya. Tiba- tiba datang 9 tersangka dengan membawa 3 motor yang bermaksud mengisi bensin ke SPBU tersebut. Saat pegawai SPBU menyuruh mereka untuk maju lagi karena slang bensin tidak terjangkau, tiba- tiba para tersangka yang dalam keadaan mabuk langsung marah-marah. Dan seketika itu saya langsung mendekati mereka,” ujar Satriyo kepada Jatengtime(16/09) di Mapolsek Gajah Mungkur.
Ditambahkannya, waktu mendekati para pelaku tiba-tiba dirinya langsung dipukul beramai- ramai oleh mereka. Karena waktu itu masih sekitar jam 04.00 Wib, jadi suasana masih sepi dan mereka pergi begitu saja masih dalam keadaan mabuk.
Setelah korban melapor ke Polsek Gajah Mungkur, polisi langsung mengadakan pengejaran. Dan sekitar pukul 06.30 Wib, akhirnya polisi berhasil menangkap ke 9 pelaku pengeroyokan tersebut di Karang Rejo Semarang. Dari keterangan para tersangka, masih ada 1 tersangka yang berhasil kabur yang bernama Joko dan saat ini masih dalam pengejaran polisi.
Para pelaku pengeroyokan tersebut antara lain berinisial, ES (18), S ( 19), DAP (18), IA (22), RI (18), DW (22), SRT (18), MY (16) dan LW(19).
Kapolrestabes Semarang, Kombes Elan Subilan menuturkan, modus pengeroyokan ini biasanya karena mereka ingin menunjukkan jati diri saja, karena mereka masih berstatus anak sekolah semua. Mereka sebelum melakukan aksinya terlebih dahulu minum minuman keras dan mereka juga diketahui membawa gir, juga sabuk.
“Kami akan terus mengembangkan penyelidikan dan pengawasan, karena modus seperti ini nantinya bisa berkembang ke curanmor dan dari jajaran kepolisian sudah menerjunkan petugas yang siap berpatroli untuk mengamankan masyarakat,” tambahnya.*
Editor : Herry Febriyanto