Kota Pagar Alam adalah salah satu kota di Sumatera Selatan yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2001. Sebelumnya Kota Pagar Alam termasuk Kota Administratif dalam lingkungan Kabupaten Lahat.
Bumi Besemah adalah sebutan lain dari Kota Pagar Alam yang merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terletak di wilayah dataran tinggi di kaki Gunung Dempo, dikelilingi dan dipagari oleh Bukit Barisan, dihiasi dengan perkebunan teh PTPN VII dan terkandung aset dan potensi wisata yang bernilai tinggi dan luar biasa.
Kekayaaan obyek wisata dan jenis wisata yang di tawarkan di Kota ini amat beragam, yang utama adalah obyek wisata panorama alam, sedikitnya 33 air terjun. Selain itu, Kota Pagar Alam banyak menyimpan berbagai tanda kebudayaan masa silam dengan beragam batu-batu Megalith yang telah diketemukan dan telah tercacat 67 situs menhir, yang lokasinya tersebar di Kota Pagar Alam.
Situs yang sudah dikenal secara luas, yaitu Situs Tanjung Aro, Situs Tegur Wangi, Situs Belumai dan Situs Tebing Tinggi (Lubuk Buntak). Masih terdapat beberapa situs dan peninggalan lain yang belum dieksplorasi dan belum banyak dikenal khalayak seperti Situs Mingkin, Situs Burung Dinang, Arca Kepala dialiran Sungai Cawang, Arca Megalith Burung Dinang, Rumah Batu Talang Kecepol, Rimba Candi dan banyak lagi yang belum diekplorasi lebih lanjut. Menurut Tim Peneliti Balai Arkeologi Palembang, ada sekitar 67 situs megalitikum yang meliputi arca manusia, rumah batu dan dolmen telah didaftarkan ke UNESCO sebagai benda warisan budaya (heritage).
Potensi sumber daya alam yang ada di Kota Pagar Alam berupa keindahan alam, keunikan, keaslian, kelangkaan, keutuhan, dan keanekaragaman flora dan fauna serta seni dan budaya yang merupakan daya tarik wisatawan. Potensi Obyek wisata yang belum dikembangkan adalah Batu Gong, Perkebunan Teh Lereng Dempo, Sungai Lematang Indah, Air Terjun Curup Embun, dan Arca Manusia Purba.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Pagar Alam terus berupaya untuk membangun sarana dan prasarana kepariwisataan guna menarik minat berkunjung dan memberikan kepuasan bagi wisatawan yang datang di Kota Pagar Alam, salah satu diantaranya adalah pembangunan bandara perintis yang berjarak 10 km dari pusat Kota Pagar Alam yang rencananya akan dirampungkan pada akhir tahun 2012.
Pemerintah Kota Pagar Alam juga gencar melakukan kerjasama promosi dan berpartisipasi dalam pameran wisata baik di dalam maupun luar negeri guna mengenalkan potensi sumber daya alam Kota Pagar Alam seperti Teh Hitam Gunung Dempo, dan Kopi, serta hasil bumi lainnya.
Keterbatasan
Seperti halnya permasalahan di sektor pariwisata pada umumnya, keterbatasan sarana dan prasarana berupa infrastruktur, akomodasi dan transportasi yang memadai bagi wisatawan Nusantara dan mancanegara dalam mengakses destinasi wisata yang mudah, relatif murah dan nyaman bagi wisatawan menjadi kendala utama, demikian pula dengan Kota Pagar Alam.
Infrastruktur tempat wisata itu belum dilengkapi dengan sarana yangmemadai bagi pengunjung, belum adanya toilet, kurangnya profesionalitas para pelakunya. Belum terdapatnya hotel berbintang di kawasan Kota Pagar Alam. Belum lagi jika musim liburan tiba, Kota Pagar Alam akan kesulitan menampung para wisatawan yang berkunjung. Pelayanan transportasi masih amat terbatas dan belum menjangkau keseluruh tempat rekreasi dimaksud.
Saat ini akses menuju Kota Pagar Alam dapat ditempuh memalui jalan darat dari Kota Palembang dengan waktu tempuh sekitar 7 jam, dan jika melalui Kota Bengkulu dapat ditempauh sekitar 4 jam. Disamping itu, terbatasnya kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata di Kota Pagar Alam. Sebab dengan adanya situs sejarah dan purbakala di Kota ini, dibutuhkan wawasan, pengetahuan dan keilmuan yang memadai akan obyek wisata dimaksud sehingga bisa menjelaskan kepada para pengunjung atau wisatawan.
Upaya Perbaikan
Kota Pagar Alam merupakan salah satu kawasan wisata di Propinsi Sumatera Selatan yang memiliki potensi kekayaan, keindahan alam yang sangat unik, di samping memiliki keanekaragaman seni dan atraksi budaya serta hasil-hasil pertanian dan perkebunan yang menonjol.
Sejalan dengan itu dan sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Kota Pagar Alam berusaha merealisasikan Kota Pagar Alam menjadi daerah yang berbasisi agrobisnis dan pariwisata yang bernuansa Islami. Oleh karena itu, layak dan pantaslah Kota Pagar Alam ini dimasukkan sebagai salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010-2025 pada Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011.
Upaya Pemerintah Kota Pagar Alam untuk mendapatkan pengakuan dari UNESCO atas situs-situs Megalithikum sebagai warisan budaya dunia, perlu mendapat dukungan dan apresiasi dari Pemerintah. Hal ini diperlukan untuk peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap peninggalan-peninggalan bersejarah dimaksud.
Langkah Pemerintah Kota Pagar Alam yang sering berpartisipasi dalam berbagai pameran wisata dan menampilkan event seni budaya, atraksi kesenian dan melakukan pemeliharaan situs-situs bersejarah yang menjadi salah satu ikon wisata di Pagar Alam, di samping berbagai prestasi yang diraih Kota Pagar Alam di luar bidang wisata, misalkan baru saja Kota Pagar Alam meraih penghargaan sebagai Kota Terbersih (Piala Adipura), bisa sangat mendukung sekaligus meningkatkan citra positif dalam menarik wisatawan berkunjung ke Kota PagarAlam.
Hasil pertanian dan perkebunan seperti teh hitam dan kopi di Kota Pagar Alam juga menjadi faktor pendukung lain yang bisa dijual dan dipromosikan untuk menarik kunjungan wisatawan. Partisipasi stakeholder pariwisata Kota Pagar Alam di berbagai event pameran baik di dalam negeri maupun luar negeri semakin memperkuat posisi Kota Pagar Alam sebagai kota yang menarik untuk dikunjungi
Salah satu upaya yang menonjol lainnya adalah penyediaan sarana transportasi dan mempermudah akses para wisatawan adalah dibangunnya Bandar Udara yang langsung ke Kota Pagar Alam yang berlokasi sekita 10 km dari pusat Kota Pagar Alam yang didukung oleh Pemerintah Provinsi serta Pemerintah Pusat, yang direncanakan akan siap pembangunannya pada awal tahun 2013.
Sumber : Djoko Rahwidiharto, Kedeputian Kesra, ES