PADANG,JT- Hujan deras yang memicu galodo dan banjir bandang Selasa (24/7) lalu betul-betul meluluhlantakkan sebagian daerah di Kota Padang. Akibat kejadian ini diperkirakan kerugian mencapai ratusan miliar. Sebanyak 48 unit rumah hanyut, 47 rusak berat, 190 rusak sedang, 244 rusak ringan.
Disamping itu, 3.000 meter jalan hancur di enam titik, lima jembatan putus dan rusak berat. Masyarakat yang melakukan pengungsian berjumlah 3.584 jiwa dan pada Rabu siang sebagian kembali ke rumah masing-masing.
Data yang berhasil dihimpun, ada 7 lokasi terparah di beberapa kecamatan. Namun rata-rata, kelima kecamatan – Nanggalo, Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Bungus Teluk Kabung, dan Pauh- menderita akibat banjir bandang yang terjadi.
Dari pantauan Jatengtime.com, nagari atau kelurahan paling parah Limau Manis, Batu Busuk, Kalapo Koto, Cengkeh, Padang Besi, Kalumbuk, dan Tunggul Hitam. Beberapa kalangan dari TNI, Pramuka, BNPB, BPBD, Polri, Tim SAR, Basarnas, LSM, Kelompok Siaga Bencana,mahasiswa Dompet Duafa, PKPU dan Rumah Zakat bekerjasama di lapangan membantu masyarakat.
Sementara data Dinas Pertanian Pertenakan dan Perkebunan ( Dipernakhutbun ) Kota Padang 67,45 hektar lahan rusak di Lambuang Bukik, terdiri dari 9,25 hektar mengalami fuso, 1,25 hektar hanyut. Di Kapalo Koto 9 hektar sawah hanyut, Kalumbuk 0,1 hektar cabe dan bayam rusak, 1,25 hektar ubi kayu, Pepaya rusak di Surau Gadang, Nanggalo. Kemudian sawah 25 hektar hanyut, akan panen 17 hektar, 8 hektar padi sedang bunting dan 1 hektar akan panen di Lubuk Kilangan.
Data ternak yang mati adalah, sapi 19 ekor, kambing 5 ekor, ayam 150 ekor, itik 60 ekor dan kandang sebanyak 3 unit. Selain itu juga 2.000 batang Kebun Biji Rakyat (KBR) rusak.
Di Limau Manis Selatan, sebanyak 6 unit rumah hanyut, 15 unit rumah rusak berat, dan 13 unit rumah rusak sedang. Di lubuk kilangan, terdapat8 unit rumah rusak berat dan 80 unit rumah terendam.
Sementara, pihak BPBD Padang sejauh ini telah mendirikan empat dapur umum dan menyebar 27 tenda. Dan Kepala BPBD Sumbar, Yazid Fadly mengaku akan mempertimbangkan masa tanggap darurat yang cukup lama. Jika tidak cukup akan diperpanjang.
Saat ini, BPBD Sumbar sedang mendata apa yang perlu dilakukan dengan cepat terkait tanggap darurat . Seperti kebutuhan korban, serta infrastruktur. Untuk anggaran Badan Nasional Penanggulan Bencana ( BNPB) siap menanggulangi. “ Jika tidak adaanggaran dari pemerintah daerah kita siap menaggulanginya. Sekarang kita butuh laporan dari BPBD Sumbar, apa saja ayng akan dilakukan, sebut Direktur Bantuan Darurat BNPB, Harmensyah pada wartawan.
Gurbernur Irwan Prayitno menetapkan masa tanggap darurat provinsi selama 1 bulan terhitung Rabu (25/7) lalu. Sedangkan Kota Padang juga memberlakukan tanggap darurat sendiri.**