Pemerintah Kota Sukabumi terus melakukan pengkajian terkait rencana renovasi Pasar Pelita. Pengkajian yang terbagi dua fisik dan non fisik tersebut dilakukan oleh beberapa dinas terkait. Yaitu, Dinas PU (fisik) dan Bappeda, Diskoperindag (Non Fisik).
Kepala Dinas Koperasi perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Sukabumi mengatakan, Dudi Fathuljawad, saat ini masing-masing dinas yang tergabung dalam tim pengkaji terus melaksanakan tugasnya.
Khusus untuk Dinas PU sedang melakukan pengkajian fisik bangunan Pasar Pelita saat ini apakah masih layak atau tidak, sedangkan untuk Diskoperindag dan Bappeda melakukan pengakajian terkait akses jalan, lingkungan dan sarana pasar lainnya.
“Hasil dari pengkajian tersebut akan segera kami laporkan ke walikota Sukabumi akhir bulan Juli ini,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (13/7).
Menurutnya, dalam perencanaan renovasi Pasar Pelita tidak semudah yang dibayangkan. Karena harus melakukan pengkajian secara menyeluruh termasuk kemana para pedagang akan direlokasi ketika proses renovasi berlangsung.
“Intinya kami ingin semua pedagang yang ada di Pasar Pelita bisa terakomodir,” ujarnya.
Lebih lanjut Dudi menjelaskan, padatnya kondisi Pasar Pelita yang dihuni hampir sekitar 1.250 Pedagang Kaki Lima (PKL) dikarenakan faktor tidak adanya lokasi lain yang dijadikan tempat untuk memecah para PKL. Terlebih saat ini pusat keramaian perdagangan lebih terkonsentrasi di sepanjang Jl. A. Yani.
“Kami perkirakan butuh waktu 2 tahun untuk melakukan perencanaan renovasi Pasar Pelita. Mulai dari pengkajian, proses lelang dan lainnya,” jelasnya.
Sementara itu terkait kenaikan harga-harga sembako di pasaran menjelang ramadhan, khususnya dagiang ayam dan sapi. Diungkapkan Dudi, pihaknya memaklumi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok di pasar.
Bahkan berdasarkan hasil pantauan di Pasar Pelita, kenaikan tersebut bukan karena stoknya berkurang tetapi lebih kepada faktor psikologis.
“Untuk stok berbagai komoditi kebutuhan pokok sudah aman termausk daging ayam dan sapi, tetapi karena banyaknya pesanan menyebabkan kenaikan harga. Khusus untuk beras kami akan lakukan operasi pasar jika kenaikan harganya mencapai 10 persen, namun saat ini masih berada dalam tahap wajar kenaikannya sekitar 2,5 persen,” ungkapnya.*