Sekelompok mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan robot pelacak bom.
“Robot itu dikendalikan secara manual dengan komputer dari jarak jauh, dan dapat memberikan gambar keadaan di sekitarnya,” kata ketua kelompok tersebut, Doni Ermawan, di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, robot itu diharapkan dapat mempermudah pencarian benda yang dicurigai sebagai bom. Namun, robot pelacak itu bukan untuk mencari bom yang diletakkan di beberapa tempat oleh teroris.
Robot itu, kata dia, belum mampu mendeteksi keberadaan bom dalam skala besar yang diletakkan di beberapa ruang tertentu, karena belum peka terhadap sensor dinding.
“Fungsi utamanya adalah mendeteksi adanya benda yang dicurigai sebagai bom pada radius 100 hingga 200 meter,” kata Doni.
Ia mengatakan robot itu diciptakan dengan suku cadang yang sudah ada di dalam negeri, di antaranya motor penggerak, motor servo sebagai lengan penjepit benda yang terdeteksi sebagai bom, pengendali, kamera atau webcam, sensor, dan kontroler.
“Selain itu, software yang digunakan untuk mendukung proses kontrol. Perangkat lunak itu berfungsi menggerakkan robot dari jarak jauh,” katanya.
Menurut dia, bahan yang paling mahal dan vital digunakan pada robot adalah motor penggerak yang berfungsi sebagai kaki robot. Kekuatan robot terletak pada dua hal, yakni motor penggerak dan webcam yang diletakkan di atas robot.
Motor penggerak bisa menjadi alat penggerak robot melewati jalan berbatu dan berkelok, sedangkan kamera untuk melihat keadaan di sekitar area yang terdeteksi terdapat bom.
“Gambar-gambar yang tertangkap kamera itu nanti akan diproses dan dikontrol melalui perangkat lunak di notebook,” katanya.
Anggota kelompok Hadi Sutrisno mengatakan robot kreasi mereka masih berupa prototipe, nanti akan lebih dimodifikasi bentuknya agar terlihat lebih baik dari sebelumnya.
Namun, menurut dia, bentuk robot yang menyerupai mobil perang layaknya tank itu akan terus dipertahankan. Selanjutnya akan ditambah beberapa fasilitas yang mendukung komunikasi dan kontrol terhadap robot yang lebih maksimal.
“Selain itu, ke depan kami ingin menambahkan sensor logam pada robot, sehingga akurasi dalam mendeteksi benda yang diduga bom menjadi lebih baik,” kata Hadi.
Anggota kelompok mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) lainnya adalah Dedi Hermawan, Endro Tri Nugroho, dan Hasnanto Riantiarno. (Priyambodo RH/Antara)