Jatengtime.com-Semarang-Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi pada acara Musrenbang RKPD Provinsi Jawa Tengah di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Senin (26/5/2025) mengucapkan selamat bahwa Pemkab Demak mendapat anggaran Rp10,9 triliun untuk penanganan banjir dari pemerintah pusat.
Luthfi mengaku dirinya sudah melihat langsung kondisi banjir dan rob di Sayung pada Minggu, 25 Mei 2025 kemarin didampingi bupati Demak dan jajaran terkait.
“ Selamat untuk Demak dapat bantuan Rp 10,9 triliun. Kemarin saya langsung ke sana, kita eksekusi…” kata Luthfi.
Luthfi juga menyinggung fenomena La Nina yang terjadi di Indonesia, termasuk Jawa Tengah, yang rawan menimbulkan bencana, seperti Kota Semarang yang rentan banjir dan mengalami penurunan tanah.
“ Sentralnya Jawa ini, ibaratnya kayak Semarang itu kotanya banjir. Penurunan air tanah hampir 8-14 cm di tempat kita khususnya Pantura. Kita harus punya upaya preventif yang secara maksimal harus kita laksanakan…” ujarnya.
Luthfi juga menegaskan bupati/walikota yang daerahnya memiliki garis pantai wajib melakukan penanaman mangrove untuk mencegah banjir.
“ Bagi bupati/walikota yang mempunyai garis pantai, kita akan melakukan penanaman mangrove bersama-sama. Jadi nanti kita bareng nanam mangrove dalam rangka pencegahan di tempat kita…” ungkapnya.
Usai Musrenbang di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Bupati Demak dr.Eisti’anah,SE membeberkan bahwa normalisasi menjadi salah satu kunci untuk menuntaskan permasalah banjir yang terjadi bertahun-tahun di Sayung.
“ Kemarin kami mendampingi Pak Gub ke daerah Desa Sayung dan beliau sudah lihat kondisinya, butuh normalisasi dan tentunya ini kami rapatkan untuk sinergi semuanya…” kata Eistianah.
Bupati perempuan 2 periode yang sering dipanggil dengan sebutan Mbak Esti ini juga menyampaikan pesan Gubernur Ahmad Luthfi agar tidak melempar tanggung jawab ke pemerintah pusat, provinsi, maupun lembaga lainnya.
“ Tadi sudah sepakat njih tidak boleh menyalahkan kewenangan siapa-siapa, kita bekerja bersama, baik BBWS, Pusdataru, Pemkab, Provinsi, Kementerian untuk menangani masalah ini…” ujarnya.
Mbak Esti juga menyebut proyek tol dan Giant Sea Wall senilai Rp 10,9 triliun untuk Pemkab Demak dari pemerintah pusat tidak bisa menyelesaikan permasalahan banjir secara keseluruhan.
“Pak Gub tadi sampaikan memang 10 sekian triliun proyek tol ya, jadi tidak bisa menangani banjir di Demak secara keseluruhan…” ungkapnya.
Mbak Esti mengaku bahwa sebernarnya Pemkab Demak sudah memiliki Rancang Bangun Rinci atau Detail Engineering Design (DED) 2024 mengusulkan pengajuan dana Rp 1,7 triliun untuk tanggul laut Sayung di luar tol kepada pemerintah pusat, namun anggaran tersebut belum terealisasi.
“ Kami sebenarnya sudah ada DED 2024. Program kami harusnya tahun ini Rp1,7 triliun untuk tanggul laut yang ada di Sayung, di luar tol. Niat kami kan normalisasi dan pembangunan tanggul laut. Sudah kami ajukan sampai Bapenas tapi anggarannya belum ada…” bebernya.
Bupati Esti pesimis apakah pengajuan tersebut dapat terkabul atau tidak.
“ Ini kami dorong dan kami belum ada kesepakatan bisa turun atau tidak, ini kan belum mengambil kebijakan semuanya…” imbuhnya.
100 % APBD tidak mungkin dipakai untuk penanganan rob Sayung, kecamatan lain juga butuh
Ia menegaskan, Pemkab Demak sudah lama memiliki rancangan untuk menyelesaikan permasalahn banjir rob di Sayung, namun semuanya terkendala oleh anggaran.
APBD Demak tidak cukup untuk menyelesaikan banjir rob di Sayung secara menyeluruh karena ada pembangunan atau kebutuhan lain yang juga harus dikerjakan. Tidak mungkin APBD Demak 100 % dipakai untuk penanggulangan banjir dan rob Sayung, kecamatan lain juga butuh.
“ Banjir di Demak gak bisa ditangani secara parsial, harus secara keseluruhan. Intinya (rancangan untuk menyelesaikan permasalahn banjir rob di Sayung) sudah ada, tinggal anggaran yang dikucurkan. Kami dari APBD mungkin kecil ya, kalau sesuai dengan kemampuan kami itu Rp1-2 miliar. Kalau harus puluhan, ratusan miliar, kami harus ada pembangunan lain yang perlu kami perhatikan…” pungkasnya.