Jatengtime.com-Demak-Ditengah gempuran tehnologi informatika dan Gadget yang diminati hampir semua usia membuat budaya asli Nusantara terancam punah.
Namun demikian sebelum terlambat, Sekda Demak Akhmad Sugiharto,ST.MT mendukung upaya nguri-uri budaya, tembang jawa dan dolanan anak agar tidak punah yang akir-akir ini getol digaungkan Sanggar Padma Baswara pimpinan Ika Febriani Laksaningtyas.
“ Tentu atas nama pribadi dan Pemkab Demak saya mendukung upaya mbak Ika dan kawan-kawan seniman muda dalam upaya nguri-uri budaya, tembang jawa dan dolanan anak agar tidak punah…” kata Sugiharto.
“ Kita semua tahu bahwa tehnologi informatika dan gadget saat ini memang dibutuhkan, namun kita semua juga harus bijak dan hati-hati akan pengaruh buruknya seperti pergeseran kepribadian, kesehatan sampai budaya asli Nusantara yang adi luhung bisa punah…” ujarnya.
Sekda yang waktu sekolah di SMPN 2 Demak pernah menoreh prestasi memenangkan lomba tembang Mocopat ini menambahkan efek negatif dari tehnologi informatika dan gadget juga sudah menggeser pribadi anak yang kurang baik seperti waktu untuk mengaji dan belajar mulai berkurang.
“ Tehnologi informatika dan gadget ini pengaruhnya sangat luar biasa, memang ini sebuah tehnologi yang kita butuhkan, namun jika kita sebagai orang tua lengah, anak-anak akan sangat mudah mengakses informasi yang tidak baik seperti lupa waktu mengaji bagi muslim, kurang belajar dan yang sangat fatal, anak-anak mudah terpengaruh dengan efek negatif moral dan etika yang seharusnya tidak dikonsumsi mereka…” ungkapnya.
“ Anak-anak sekarang lupa atau bahkan tidak tahu permainan anak-anak seperti gobaksodor, Jamuran, Cublek2 Suweng, Dakon dan lainya yang dimainkan sambil didiringi tembang jawa yang penuh filosofi luhur. Ayo kita kenalkan lagi pada anak-anak disamping perkembangan teknologi informatika dan gadget, ini tugas kita bersama…” imbuhnya.
Sekda tiba-tiba datang sendirian hingga membuat panitia panik.
Sekda yang datang sendirian ke lokasi kegiatan nguri-uri budaya, tembang jawa dan dolanan anak, Sabtu (19/10/2024) sore di Pendopo Notrobratan Kadilangu Demak tanpa memberitahukan kepada panitia membuat Ika sempat panik.
“ Iya tadi saya dan teman-teman sempat panik, bapak (Sekda Demak) tahu-tahu rawuh (datang) diantara para penonton. Kami ya bingung to…koq tiba-tiba bapak jumeneng (berdiri) ada diantara penonton, mungkin ini kejutan buat kami agar terus nguri-uri budaya, tembang jawa dan dolanan anak…” kata Ika.
” Tadi banyak bapak ibu guru juga kaget, gak tahu kalau pak Sekda jumeneng diantara mereka. Malah ada yang bilang bapak berkaos dan bercelana jean yang tadi duduk dibangku sambil niup terompet anak-anak ternyata adalah bapak Sekda. Benar-benar kejutan buat kami semua sore ini dirawuhi bapak Sekda…” ujarnya.
“ Betul, sengaja saya datang gak ngasih kabar, saya pingin lihat langsung tanpa protokoler, saya kan juga warga biasa. Saya terharu dan bangga bagaimana ratusan anak yang didampingi bapak dan ibu guru serta orang tua nembang jawa dan dolanan tempo dulu ternyata sangat ceria. Ma’af lho mbak Ika dan seluruh seniman senwati Sanggar Padma Baswara. Teruslah berkarya untuk generasi muda dan budaya agar tidak punah…” pungkas Sekda.