Jatengtime.com-Rembang-Teka-teki pelaku pembunuhan dalang senior asal Rembang, Ki Anom Subekti (60), Tri Purwati (50) istri Ki Anom Subekti, Alfitri Saidatina (13) Ki Anom Subekti dan Galih Lintang Laras Kinanti (10) cucu Ki Anom Subekti, Kamis (4/2/2021) pukul 06.00 WIB ditemukan tewas mengenaskan di kediamannya di RT 4 RW 1 Desa Turusgede, Kecamatan Rembang, Rembang, Jawa Tengah sedikit-demi sedikit mulai menemukan titik terang.
Aparat gabungan Polres Rembang dibantu Polda Jateng makin giat mencari alat nukti walau sekecil ujung jarum untuk mencari identitas dan mengungkap motif pembunuhan yang sadis ini.
Ditemukan sidik jari terduga pelaku.
Penyisiran obyek lidik tim gabungan yang Polres Rembang, Polda Jateng juga menurunkan unit K-9 (anjing pelacak) mengidentifikasi jejak-jejak pelaku makin diperluas hingga radius 200 meter lebih dari TKP, rumah (alm) Ki Anom Subekti.
Alhasil, ditemukan sidik jari lebih dari satu, artinya pelaku diperkirakan berjumlah lebih sari satu orang pelaku pembunuhan dalang yang dikenal sering membantu meminjamkan perangkat wayang beserta gamelan kepada dalang-dalang muda.
Hp milik Ki Anom dan Istrinya hilang.
Anak korban, Danang, Putri dan Wisnu dibantu tim gabungan berusaha mencari HP milik Ki Anom Subekti dan Hp milik Tri Purwati istri Ki Anom, namun setelah dicari diberbagai tempat yang biasanya diperkirakan meletakan Hp ternyata tidak ditemukan (hilang).
Uang hasil penjualan gamelan hilang.
Penyidikan tim gabungan Polri berjumlah 44 personil di TKP makin ditingkatkan dan berhasil menemukan fakta baru yang akan digunakan sebagai barang bukti penyidikan yaitu uang milik (alm) Ki Anom hasil penjualan perangkat gamelan ternyata hilang.
Sebagai seorang dalang, Ki Anom memang dikenal sebagai pengusaha yang membuat perangkat pedalangan yang cukup sukses dan hasil karyanya terbilang berkualitas dengan harga bersahabat.
Sigit Ariyanto, salah satu kerabat korban, Sabtu (6/2/2021) menceritakan bahwa sehari sebelum (alm) Ki Anom sekeluarga ditemukan tewas dibunuh secara biadab, sekitar pukul 16.00 WIB mendapatkan uang hasil penjualan gamelan sebesar Rp 15 juta.
Rejeki yang diterima almarhum kemudian diberikan kepada anaknya sebesar Rp 1 juta, sementara sisanya yang Rp 14 juta kemungkinan disimpan oleh korban disalah satu tempat dirumah korban.
“ Yang Rp 14 juta kalau disimpan di bank, jelas tidak mungkin. Karena jam segitu (pukul 16.00 WIB) bank sudah tutup…” ungkapnya.
Patut diduga motif pembunuhan dalang sekeluarga adalah dendam pribadi
Kapolres Rembang AKBP Kurniawan Tandi Rongre mengatakan bahwa setelah pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap empat saksi dan temuan barang bukti waktu olah TKP, kemudian dilanjutkan dengan penyidikan lanjutan di sekitar luar TKP ditemukan beberapa petunjuk baru beberapa alat bukti tambahan.
Sehingga dapat disimpulkan sementara, patut diduga motif pembunuhan terhadap dalang Ki Anom sekeluarga korban adalah unsur dendam.
“ Untuk sementara berdasarkan pemeriksaan terhadap empat saksi dan barang bukti yang ada, kemudian dilanjutkan dengan penyidikan lanjutan di sekitar TKP menemukan beberapa petunjuk dapat disimpulkan sementara, patut diduga motif pembunuhan terhadap dalang Ki Anom sekeluarga korban adalah unsur dendam pribadi dan berusaha menghilangkan alat bukti jejak komunikasi (Hp) dengan pelaku. Motifnya bisa berubah ketika kasus ini menjadi makin terang….” ujarnya.