Jatengtime.com-Demak-Proyek jalan tol Demak-Semarang yang termasuk 14 proyek tol Proyek Strategis Nasional (PSN) ternyata juga mengalami dampak akibat pandemi global Corona (Covid-19).
Proyek tol yang garap perusahaan kontruksi dan Investasi nasional, PT.PP (Persero) Tbk, diperkirakan akan mengalami kemunduran waktu pengerjaan. Namun demikian pekerjaan masih terus berlangsung meski volume pekerjaanya berkurang sampai 70 persen.
Hal tersebut disampaikan Humas PT Pembangunan Perumahan (PP) Robby Suwarna kepada wartawan cetak dan elektronik, Rabu (8/4/2020) kemarin dikantornya.
“ Akibat covid-19 progres pekerjaan jalan tol Demak-Semarang ikut terkena imbas, namun kita tidak mau berhenti. Caranya dengan sangat terpaksa mengurangi volume pekerjaan. Pekerjaan fisik turun 70 persen. Sebagian karyawan sementara kita pulangkan dan sisanya adalah pekerja putra daerah dan karyawan kusus…” kata Robby.
PT.PP juga tidak mau gegabah dalam menyikapi covid-19 dengan dampak yang luas bahkan berpotensi mengganggu pekerjaan proyek dengan upaya pemeriksaan kesehatan super ketat.
“ Kita patuhi anjuran pemerintah, pemeriksaan kesehatan standart nasional dan WHO kita terapkan kepada seluruh pekerja dan karyawan, termasuk tamu dan juga teman media. Teman-teman media melihat sendiri to…Ini kami lakukan dengan tujuan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan semua baik pekerja, karyawan, tamu dan rekan-rekan media….” ungkapnya.
Pria yang tiap ada acara senggang berolah raga sepeda santai menjelaskan, akibat covid-19 pihaknya hanya meneruskan pasokan material tanah padas urug padat hanya sebesar 30 persen untuk menghabiskan sisa kontrak.
Tanah padas urug padat diambilkan dari Rowosari Semarang dan Kaliwungu Kendal dengan metode seleksi ketat dan berlapis sesuai kontrak kerja.
Para pekerja yang masih bekerja dilapangan yang didominasi pekerja putra daerah (pekerja lokal) berkonsentrasi membangun struktur utama tiang pancang jembatan di wilayah Karangsari, Kecamatan Karangtengah.
Pengurukan tanah padas urug padat jalur jalan di Desa Batu sudah selesai dengan volume sekitar 1,3 kilometer, yaitu 700 meter ruas Desa Batu-Wonokerto, serta volume sisanya di desa Karangsari.
Robby menambahkan, pihaknya saat ini sedang menambah pembebasan lahan untuk pelebaran kanan kiri segmen jalan dibeberapa titik lokasi serta lahan kusus untuk sayap jembatan, namun di saat yang sama pihaknya juga mengalami kendala harga BBM melambung tinggi terkait krus dollar yang mengakibatkan harga bahan material seperti tanah urug, besi dan komponen kostruksi lainnya.
“ Karena BBM yang dipakai hitungannya harga BBM industri dan bukan subsidi…” jelasnya.
Selain itu, kendala lain adalah kontur tanah rawa yang identik dengan tanah Demak yang banyak ditemukan kontur tanah lembek juga sedikit mengganggu pekerjaan, karena tanah urug jalan tol harus padat dan kuat menahan beban volume kendaraan dengan tonase yang besar yang tiap saat melewati.
Oleh karena itu PT.PP mengunakan metode seleksi ketat mutu tanah padas urug dan metode Prefabricated Vertical Drain (PVD).
Prefabricated Vertical Drain (PVD) adalah kombinasi antara bahan inti (core) polypropylene berkekuatan mekanik tinggi dan lapisan pembungkus dari bahan geotekstil berupa lembaran plastik yang panjang dan berkantong untuk drainase vertikal.
Prefabricated Vertical Drain ditanam secara vertikal ke dalam tanah untuk mengalirkan air dari lapisan tanah lunak ke permukaan dan berfungsi untuk mempercepat proses konsolidasi tanah jenis tanah lempung (clay) atau lanau (silty clay).
“ Karena tanah Demak identik dengan tanah rawa yang clay dan silty clay, mengakibatkan proses pembangunan konstruksi tanah urug terganggu. Namun kita pakai metode Prefabricated Vertical Drain yang berfungsi untuk mempercepat proses konsolidasi antara air dan tanah urug penghamparan dan tanah urug pemadatan lantai kerja…” jelas Robby.
“ Namun demikian, progress proyek Demak-Semarang harus tetap berjalan walau ditengah badai wabah covid 19…” pungkasnya.