IDENTITAS KORBAN MUTILASI TANPA KEPALA DAN 2 KAKI DIKETAHUI, POLISI NGAWI TERUS BURU PELAKU

Jatengtime.com-Ngawi-Identitas perempuan korban mutilasi tanpa kepala dan 2 kaki yang disimpan dalam koper warna merah berhasil diketahui, namun kepala dan ke 2 kaki korban belum ditemukan, sampai saat ini Polisi Ngawi terus memburu pelaku

Setelah melakukan aotopsi dan mencocokkan ciri-ciri tubuh, aksesori dan sidik jari, Polisi berhasil mengidentifikasi korban bernama Uswatun Khasanah (29) janda 2 anak balita asal Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

Kasat Reskrim Polres Ngawi AKP Joshua Peter Krisnawan kepada wartawan, Jum’at (24/1/2025) membeberkan bebrapa fakta hingga terungkap identitas korban, antara lain :

Ditemukan 1 buah tindik perak putih di atas pusar korban.

Terdapat ciri khusus yang ditemukan polisi pada mayat korban, yaitu lubang tindik jenis tindik piercing yang terletak diatas pusar perut korban dan perhiasan berwarna perak putih.

“ Ada lubang tindik di perut bagian atas pusar. Ada tindik piercing di atas pusar korban. Tindik warna perak putih semoga bisa jadi petunjuk…” kata Joshua.

Korban diperkirakan berusia 20-5 tahun, tinggi sekitar 152 cm dengan warna kulit kuning langsat mengarah putih bersih. Pada bagian pinggang samping kiri terdapat tahi lalat.

“ Usia korban diperkirakan anatara 20-35 tahun, ada tahi lalat di atas pinggang samping kiri. Kami juga temukan aksesori pakaian meliputi gelang tali warna hitam, tali rambut pada lengan tangan kanan, rok warna hitam ukuran L, sandal merek Jungkit dan selimut motif lurik warna hitam putih…” ungkapnya.

Ditemukan pesan berantai dari netizen.

Tidak berlangsung lama sejak ditemukan tas koper warna merah, kemudian ditemukan pesan berantai dari netizen dugaan identitas korban. Dalam pesan tersebut juga terdapat foto wajah seorang perempuan mengenakan kerudung warna hitam serta menunjukkan lengkap 10 sidik jari diduga korban berikut alamat komplit.

“ Sudah di dapat biodata dari korban mutilasi yg berada di dalam koper merah yg di buang di ds Dadapan ,kendal, ngawi…” bunyi pesan berantai.

Keluarga mengecek identitas korban.

Dari berbagai pemberitaan dan merasa perasaan tidak enak, maka 1 keluarga yang terdiri 1 pria (yang kemudian diketahui sebagai ayah tiri), 1 perempuan (kemudian diketahui sebagai ibu kandung) dan 1 orang pengasuh anak korban melihat langsung keadaan jasad korban di RSUD dr Soeroto Ngawi, kemudian mereka meyakini jasad tersebut 90 persen mirip korban.

“ Kami dari Blitar ingin memastikan apakah itu jenazah anak saya atau bukan, kok kayaknya 90 persen sama, yakni gelang dan tindik pada pusar…” kata Hendi Suprapto (42), ayah tiri korban.

Hendi mengungkapkan rasa terpukulnya atas kejadian ini terutama ibu kandung korban.

“ Jelas terpukul, yang lebih terpukul ibu kandungnya, kalau saya ayah sambung. Dia anak pertama dari tiga bersaudara. Kerjanya di Tulungagung, statusnya cerai pisah dengan suami…” ungkap Hendi.

Sebagai informasi, korban tinggal di rumah neneknya di Kelurahan Bence, Kecamatan Garum, sedangkan, rumah ibu kandungnya berada di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum.

Sebelumnya, Yusuf Ali (saksi) menyatakan saat membuang sampah bersama adiknya pada Kamis (23/1/2025) sekitar pukul 09.30 WIB telah menemukan koper warna merah tersebut. Namun, ia dan adiknya terkejut saat mengetahui isi koper tersebut adalah mayat perempuan.

“ Saat itu saya sedang buang sampah, kok melihat ada koper besar di selokan seberang jalan. Kemudian saya buka, ternyata isinya mayat perempuan. Semula saya kira koper berharga yang jatuh milik orang, tidak tahunya berisi mayat…” kata Ali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses