BUPATI DEMAK DALAM RAKOR PENANGANAN BANJIR DI GROBOGAN MENYINGGUNG KONDISI BENDUNGAN WILALUNG

Jatengtime.com-Grobogan-Bupati Demak dr.Eesti’anah, SE dalam rakor penanganan banjir di Gedung Pitaloka Purwodadi, Kamis (23/1/2025) pukul 12.00 WIB menyinggung kondisi Bendungan Wilalung.

Rakor yang dipimpinan Pj. Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (Purn) Drs. Nana Sudjana, M.M, dikuti Kepala BNPB RI Letjen TNI. Dr. Suharyanto. S.Sos.M.M, Kepala BMKG Provinsi Jawa Tengah, Sukasno, S.TP. M.M, Kepala BBWS Pamali Juwana, Fikri Abdurracman, S.T.M.Si, Ka. Lakhar BPBD Provinsi Jawa Tengah, Bupati Demak, Bupati Grobogan, Dandim 0717/Grobogan, Dandim 0716/Demak, Kapolres Grobogan, Kapolres Demak, Ka. Laksa BPBD Kabupaten Grobogan, Plt. Kepala Dinsos P2PA Kabupaten Demak, Plt. Kepala Dinputaru Kabupaten Demak daan Plt. Ka. Laksa BPBD Kabupaten Demak.

Dalam laporanya menyampaikan fakta sebenarnya yang menjadi salah satu penyebab bencana banjir yang terjadi baik tahun 2024 dan sekarang. “ Berkaitan dengan kilas balik banjir tahun 2024, pada bulan Februari terjadi bencana yang cukup besar yaitu tanggul jebol di sungai Wulan wilayah Kecamatan Karanganyar dengan korban yang terdampak sebesar 80.000 jiwa dan sekitar 3.000 hektar sawah yang terdampak…” kata Eisti.

“ Dan terulang kembali dititik yang sama di bulan Maret, kali ini jauh lebih parah lagi hingga mengakibatkan 13 kecamatan terdampak dan 131.000 jiwa juga terdampak banjir…” imbuhnya.

Eistianah lantas melanjutkan paparanya bahwa di awal tahun 2025 ini, Kabupaten Demak juga mengalami tanggul jebol yaitu disungai Cabean di wilayah Kecamatan Karangawen yang sekitar 9.000 jiwa terdampak.

“ Kami bersama BBWS langsung mengirim alat berat untuk menanggulangi tanggul jebol…” ujarnya.

Hanya dalam hitungan 9 jam, tanggul Sungai Tuntang ( yang berhulu berada di Rawapening, Salatiga) di wilayah Kecamatan Kebonagung menyusul jebol. Jebolan tanggul ini tidak hanya berdampak hanya di wilayah Kabupaten Demak, tetapi juga berdampak hingga ke Kabupaten Grobogan.

Kondisi 9 pintu bending Wilalung.

Diketahui, di beberapa wilayah Kabupaten Demak ini merupakan hilir atau dilalui sungai-sungai yang ada di Jawa Tengah.

“ Salah satu sistem pengendalian banjir adalah pintu Bendungan Wilalung karena menjadi perjalanan air dari Sungai Lusi ke Sungai Wulan. Bendungan Wilalung mempunyai 9 pintu. Tidak dibuka secara sempurna yang membagi air dari Kabupaten Grobogan yang seharusnya dibagi ke Kabupaten Pati dan dialirkan ke laut…” paparnya.

 

“ Ada 9 pintu, pintu nomor 1,2 dan 3 tertutup sedimen tanah, otomatis tidak bisa dilewati air, pintu nomor 4,5 dan 9 sudah dicor beton, kemudian pintu nomor 6 dan 8 bisa dioperasikan secara elektrik, namun juga ada sedimennya. Hanya ada 1 pintu yaitu pintu nomor 7 yang dapat beroperasi. Posisi sekarang ini terlapor ketinggian air sekitar 900m³ dibuka ke Juwanan 30cm, ini ke arah Juwana dan Kudus…” ungkapnya.

“ Kemudian arah ke Kabupaten Demak ada 2 pintu yang tidak bisa beroperasi. Otomatis air yang dari sungai Lusi loos (tanpa hambatan) langsung menuju Kabupaten Demak. Kami (Pemkab dan seluruh masyarakat Demak) berharap ada penanganan secara serius dalam menangani pintu air. Sesuai kesepakatan jaman dahulu jika ketinggian air sudah 800m³ pintu yang mengarah ke Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati akan dibuka…pintanya.

“ Kondisi air Sungai Wulan yang menuju ke hilir tentunya juga lumayan memprihatinkan, yang dikhawatirkan jika tidak ada pembagian air dari pintu wilalung ini akan menjadikan keresahan (trauma) warga di Kabupaten Demak. Kami harapkan intruksi dari bapak Kaban berkaitan dengan PUPR dan BBWS bisa menindaklanjuti permasalahan tersebut…” harapnya.

Perbaikan Shipon kanal Gajah yang tersumbat dan normalisasi sungai.

“ Juga permasalahan kami saat banjir di tahun 2024, salah satu penyebabnya adalah shipon kanal gajah yang dibangun pada tahun 1987 dan berada dibawah jalan Pantura. Sedikit saja hujan di daerah Gajah dan Karanganyar sudah terjadi banjir. Pemerintah Kabupaten Demak telah mengajukan surat kepada Kementerian PUPR pada tahun 2024 dan sudah pernah disurvei dan akan dianggarkan sekitar 110 M dan kami masih menunggu kelanjutannya…paparnya.

‘ Kami juga mengharapkan rehabilitasi (normalisasi) sungai-sungai di Kabupaten Demak. Kami sudah sering berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi, karena jalan Pantura menghubungkan Kabupaten Demak dan Kabupaten Kudus. Kabupaten Demak juga menjadi salah satu penyangga pangan nasional. Jika terjadi banjir atau tanggul jebol terus menerus, tentunya menjadi kekhawatiran bagi kami. Tahun kemarin sudah hampir panen, terjadi tanggul jebol di Karanganyar yang mempengaruhi panen petani…” ungkapnya sedih.

Penanganan Rob dengan tanggul laut.

Permasalahan lainya adalah terkait Rob yang terdampak di 4 kecamatan di Kabupaten Demak. Sehari-hari di Kabupaten Demak dampak robnya semakin meluas.

“ Di tanggal 31 Mei 2024 kami mengajukan permohonan kepada Pemerintah Pusat untuk membuat DID Master Plane Tanggul Laut di Kabupaten Demak. Sisi barat Kabupaten Demak yang terdampak rob sangat luas, kami menganggarkan melalui APBD dan bekerja sama dengan perusahaan melalui CSR dengan membuat rumah apung dan rumah panggung untuk masyarakat terdampak rob. Semoga dengan adanya pertemuan kali ini bisa benar-benar menjadikan manfaat bagi Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan…” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses