INNALILLAHI WAINNA ILAIHI ROJI’UN, MANTAN BUPATI DEMAK HM.NATSIR MENINGGAL DUNIA

Jatengtime.com-Innalillahi Wainna Ilaihi Roji’un, mantan Bupat Demak HM.Natsir (66) periode 2016-2021 meninggal dunia pada hari ini, Jum’at (12/7/2024) pukul 03.30 WIB di RSUD Sunan Kalijaga karena sakit.

Jenazah mantan Bupat Demak HM.Natsir akan dimakamkan di komplek makam Sentono Ratu belakang Masjid Agung Demak pada pukul 10.00 WIB.

HM.Natsir sebelum menjadi Bupati Demak dikenal meniti karir mulai dari guru SD yang konsisten dengan kegiatan Kepanduan (Pramuka) dan menjadi pengurus PGRI Demak.

HM.Natsir bapak Pandu Demak

Bersama istri tercinta (Alm) Hj,Suntari, HM.Natsir yang kala intu masih menjadi guru SD memulai bisnis kuliner untuk menambah penghasilan dengan mendirikan warung makan yang dieri nama WR Mbak Tari di rumah pribadi Jln Kyai Turmudi, Kp Domenggalan Baru dan berkembang dengan mendirikan WR Mbak Tari Trengguli, depan SPBU Trengguli yang masih berjalan hingga sekarang.

Sekretaris Daerah Kabupaten Demak Akhmad Sugiharto,ST.MT saat datang takziah pukul 07.20 WIB dirumah duka bersama beberapa pejabat dan kepala OPD menyatakan banyak prestasi dan kenangan yang ditinggalkan Bapak Pandu Kota Wali ini yang akan dikenang selamanya saat menjadi bupati.

Sekda Akhmad Sugiharto,ST.MT berdo’a dihadapan jenazah mantan Bupati Demak HM.Natsir

“ Innalillahi Wainnailaihi Roji’un….Kami segenap jajaran pemerintah Kabupaten Demak berduka, merasa kehilangan seorang panutan yang banyak prestasi dan kenangan yang ditinggalkan Bapak Pandu Kota Wali ini yang akan dikenang selamanya saat menjadi bupati, memimpin kami semua…” kata Sugiharto.

Pria yang sebelum menjabat sebagai Sekda Demak punya banyak kenangan bersama almarhum, salah satunya saat ada kegiatan PMI di RM Mbak Tari Trengguli dido’akan semoga kelak akan menjadi salah satu unsur pimpinan, juga mendo’akan almarhum.

Kenangan Akhmad Sugiharto,ST.MT saat dipeluk dan dido’akan mantan Bupati HM.Natsir semoga kelak menjadi salah satu pemimpin.

“ Atas nama pribadi dan pemkab Demak, saya hanya mempu berdo’a agar Allah SWT berkenan menerima semua amal ibadah almarhum, mema’afkan kesalahan, dilapangkan kuburnya serta keluarga yang ditinggalkan akan selalu tabah. Amiiin…” ujarnya.

Dalam keadaan usai sakit yang pertama, mantan Bupat Demak HM.Natsir diketahui beberapa kali mengunjungi Sekda Demak Akhmad Sugiharto,ST.MT dikantornya karena kangen dan teringat teman sejawatnya H Kurmain yang ternyata ayah kandung Sekda Demak.

Kenangan saat mantan Bupati HM.Natsir mengunjungi Sekda Akhmad Sugiharto,ST,MT dikantornya.

Berikut nama-nama raja/ pemimpin Demak dari awal berdiri hingga sekarang :

– Pangeran Jimbun/Sultan Fatah (1478-1518).
– Raden Makasar/Sultan Patiunus (1518-1521).
– Raden Haryo/Sultan Trenggono (11521-1546).
– Masa kosong situasi perang saudara (1546-1560).
– Raden Mas Karebet/Sultan Hadiwijoyo (1560-1575).
– Masa transisi kerajaan pindah ke Pajang (1575-1582).
– Adipati Haryo Panggiri (1582-1586).
– Tumenggung Wironegoro (1586-1606).
– Adipati Haryo Negoro (1606-1613).
– Ki Ageng Batang (1613-1616).
– Adipati Yudonegoro (1616-1617).
– Ki Ageng Gombong (1617-1619).
– Masa penjajahan (1619-1621).
– Ki Ageng Seda Laren (1621-1646).
– Masa penjajahan (1646-1649).
– Adipati Mangku Projo (1649-1701).
– Masa penjajahan (1701-1734).
– Adipati Wiryokusumo/Panembahan Krapyak (1734-1757).
– Adipati Somodiningrat Kaloran (1757-1760).
– Ki Ageng Bogor (1760-1763).
– Masa kosong tanpa pemimpin (1763-1772).
– Ki Ageng Kaliwungu (1772-1776).
– Haryo Nagoro/Raden Brotokusumo (1776-1781).
– Adipati Wiryo Hadinegoro (1776-1801).
– Situasi kosong pemimpin, Pangeran Cokro Negoro membangun Pendopo Kadipaten (sekarang kabupaten Demak) (1801-1845).
– Kanjeng Pangeran Haryo Condronegoro IV (1845-1864).
– Kanjeng Pangeran Haryo Poerbodiningrat (1864-1881).
– Kanjeng Pangeran Haryodiningrat /Suryodiningrat (putra kasunanan Surakarta) (1881-1901).
– Masa penjajahan (1901-1918).
– Kanjeng Raden Tumenggung Cokro Hamijoyo (1918 -1923).
– Kanjeng Raden Tumenggung Sosro Hadiwijoyo (1923-1936).
– Raden Iskandar Tirto Kusumo (1936-1942).
– Raden Soepangat (1942-1945).
– Raden Haryo Joyo Sudarmo (1945-1948).
– Kanjeng Tumenggung Rawuh Rekso Hadiprojo (1948-1949).
– Raden Soekirdjo (1949-1953).
– Raden Soekandar (1953-1957).
– Raden Sidoel Karta Atmojo (1957-1958).
– Raden Indriyo Yatmopranoto (1958 -1966).
– Doemami, SH (1966-1972).
– Drs. Mochamad Adnan Widodo (1972-1973).
– Drs. Winarno Surya Adi Subraya (1973-1978).
– Drs. Soedomo (1978-1984).
– Kolonel AD. Edy Sumartha (1984-1985).
– Drs. Waluyo Cokrodarmanto (1985-1986).
– Kolonel AD. Soekarlan (1986-1996).
– Kolonel AD. Djoko Widji Suwito, SIP (1996-2002).
– Dra. Endang Setyaningdyah, MM (2002-2006).
– Drs. Tafta Zani, MM (2006-2012).
– Drs. Mohammad Dachirin Said, SH, M.Si (2012-2015).
Drs. Muhammad Natsir (2016-2021).
– dr. Eistianah, SE (2021-2026).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.